EXPONTT.COM, KUPANG – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (SIAGA) ingin memanfaatkan sektor pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai lokomotif penggerak ekonomi NTT.
Dalam debat kedua yang diselenggarakan KPU NTT di Auditorium Undana, Rabu, 6 November 2024, Calon Gubernur Simon Petrus Kamlasi (SPK) mengungkapkan hal itu saat menjawab pertanyaan panelis terkait pilihan sektor lokomotif yang akan ditawarkan untuk meningkatkan kontribusi antar sektor dan antar daerah di NTT dalam penurunan angka kemiskinan.
Untuk mendukung pariwisata, Cagub SPK memandang bahwa perlu ada topangan dari sejumlah sektor sekunder yang unggul yakni pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan dan kelautan. Semua sektor unggulan ini perlu dimaksimalkan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pariwisata di Labuan Bajo.
Ini penting dilakukan, karena menurut SPK, ada sejumlah pasokan kebutuhan pertanian, peternakan, dan perikanan untuk kebutuhan pariwisata Labuan Bajo selama ini masih datang dari berbagai daerah di luar NTT. Oleh karena itu, paket SIAGA akan fokus pada hilirisasi, mulai dari tanam, panen, dan olah sehingga bisa memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat NTT.
“Jangan jual produk mentah ke luar, tetapi kita harus siapkan betul dari awal, seperti minyak kita buat dari kopra, kopi, dan sektor pertanian lain itu harus disiapkan secara baik untuk dipasok ke Labuan Bajo,” ujarnya.
Lanjut Simon, SIAGA akan membangun kerja sama dan kolaborasi dengan seluruh Bupati/Wali Kota Kupang seluruh NTT untuk mengembangkan sektor pertanian, peternakan dan perikanan.
Statemen Simon Petrus Kamlasi pun ditanggapi oleh Calon Gubernur NTT nomor urut 1, Yohanes Fransiskus Lema. Menurut dia, Pariwisata memang sebagai lokomotif penggerak ekonomi NTT. Namun perlu didukung oleh sektor lain.
Ansy menegaskan, pariwisata Labuan Bajo harus menghidupkan sektor nelayan, peternakan dan pertanian. “Sektor ekonomi primer ini harus dihidupkan. Sentra pertanian, peternakan, dan perikanan harus dibangun sehingga dirasakan dampaknya bagi nelayan, petani dan peternakan,” ujarnya.
Calon Gubernur NTT nomor urut 2, Melki Laka Lena sepakat dengan pengembangan pariwisata sebagai lokomotif penggerak ekonomi NTT. Namun, ia menegaskan, yang perlu dieksplorasi ke depan potensi Karbon Kredit di sektor kelautan yang ada di laut Sawu.
Menurut Melki, Karbon Kredit yang ada di laut Sawu harus dikelola secara baik untuk menjadi potensi daerah, dan bisa meningkatkan pendapatan asli daerah.
“Kami akan mengurus ini menjadi bagian dari mengembangkan sektor lain di NTT untuk meningkatkan pendapatan asli daerah,” tegasnya.
Tanggapan dua Cagub NTT itu mendapat respon balik dari Simon Petrus Kamlasi. Simon mengatakan, pemanfaatan energi juga penting dalam pembangunan sistem irigasi di NTT.
Energi Baru Terbarukan di pulau Sumba itu sangat potensial untuk dioptimalkan agar memanfaatkan potensi daerah di k pertanian, peternakan dan perikanan.
“Pemanfaatan energi baru terbarukan itu akan membantu menghemat biaya penggunaan listrik. Karena pompanisasi dan kebutuhan mekanisasi untuk irigasi itu tidak akan mengeluarkan uang untuk biaya listrik lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, fokus SIAGA adalah pengembangan pertanian di NTT berbasis mekanisasi yang mendorong peningkatan ekonomi masyarakat khususnya petani.(*)