EXPONTT.COM – Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) meluangkan waktu untuk memantau lahan tambak garam dan lahan irigasi tetes di Kabupaten Sabu Raijua pada Jumat, 22 November 2024.
Pada kesempatan tersebut, SPK di dampingi oleh bupati Sabu Raijua dua periode, Marthen Luther Dira Tome.
Saat memantau lahan garam di desa Ledeana, Kecamatan Sabu Barat, Simon Petrus Kamlasi mengatakan bahwa garam adalah masa depan Sabu Raijua dan peluang ekonomi baru bagi Nusa Tenggara Timur.
Kedepan lahan tambak garam dengan teknologi geomembran akan semakin banyak di bangun di NTT dan Sabu Raijua akan menjadi pilot project pengembangan garam.
“Jadi penjelasan pak Marthen Dira Tome bahwa kadar NACL pada garam di Sabu Raijua mencapai 98 dan itu luar biasa. Kedepan kita harus memberi kontribusi untuk pengurangan impor garam dari luar negeri yang masih tinggi. Kalau rata-rata panen 45-60 ton per hektar dengan sebulan tiga kali panen maka kita mampu memberi sumbangsih yang besar bagi pemenuhan kebutuhan garam nasional,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Membangun tambak garam di NTT kata Simon Petrus Kamlasi, akan menimbulkan efek domino yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Membangun Tambak garam seperti di Kabupaten Sabu Raijua tambah Simon Petrus Kamlasi, bukan saja soal tersedianya lapangan kerja semata, tapi bagaimana rantai kehidupan yang ada di dalamnya.
“Semakin luas tambak garam dibangun maka, semakin banyak lapangan pekerjaan tercipta. Semakin banyak orang yang hidup lewat rantai kehidupan ekonomi yang terbangun. Tidak hanya pekerja, tapi buruh bagasi, para supir dan pemilik angkutan, hingga para pedagang kaki lima di dermaga dan lokasi tambak garam,” kata Simon Petrus Kamlasi.
Sementara di lahan irigasi tetes di Desa Raedewa, Simon Petrus Kamlasi mengatakan bahwa Sabu Raijua sangat cocok dengan sistem irigasi tetes yang saat ini sedang dikerjakan oleh mantan bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome. Kedepan kata Simon Petrus Kamlasi, lahan irigasi tetes harus dikembangkan sehingga hasil produksi petani bisa meningkat.
“Kalau ini kita kembangkan maka hasil jagung dari kebun masyarakat langsung terserap ke pabrik olahan pakan ternak yang akan kita bikin. Kita akan bangun pabrik olahan pakan ternak di setiap 60 hektar lahan jagung. Jadi skalanya kecil dan petani tidak bingung lagi kemana pasarnya karena kita sudah siapkan. Apa yang saya pikirkan untuk kita buat di NTT ternyata sudah dikerjakan di Sabu Raijua oleh pak Marthen Dira Tome. Beliau seorang eksekutor tulen dan NTT butuh sosok seperti beliau,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Sementara Marthan Dira Tome pada kesempatan tersebut mengatakan, selama itu untuk kepentingan hidup masyarakat NTT maka dia siap membantu sepenuh hati jika nanti Paket SIAGA memimpin NTT.
NTT dengan berbagai keterbatasan yang ada kata Marthen Dira Tome membutuhkan orang-orang yang punya visi yang kuat dan tidak bermental pengemis.
“Tugas pemimpin itu mencari dan menemukan serta mengolah potensi yang ada di daerah untuk membangun daerah dan masyarakatnya. Saya suka dengan Simon Petrus Kamlasi karena dia memiliki keberpihakan pada kehidupan rakyat kecil. Dia bicara tentang air itu adalah soal kehidupan. Pemimpin yang begitu yang kita cari di NTT dan saya dengan sepenuh hati siap membantu untuk kita sama-sama membawa daerah ini keluar dari rantai kemiskinan,” pungkas Marthen Dira Tome.(*)