EXPONTT.COM, KUPANG – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), Yohanes Landu Praing menegaskan, Bank NTT terus berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di NTT melalui program pembinaan dan pendampingan yang inovatif.
Hal tersebut terbukti dengan Bank NTT yang kini telah membantu memberdayakan 16 ribu unit UMKM di NTT dari jumlah total 200 ribu lebih UMKM di NTT.
Menurut Yohanis Landu Praing Provinsi NTT memiliki potensi yang sangat besar dan sangat perlu untuk dikembangkan.
Dijelaskan Yohanes Landu Praing, saat ini hasil produksi dari UMKM yang dibina oleh Bank NTT telah banyak dipasarkan di market ritel seperti Alfamart dan Indomart.
Untuk itu, lanjut Yohanes Landu Praing, di tahun 2025, Bank NTT, menargetkan sedikitnya 5. 000 (lima ribu) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bergabung ke Ekosistem Digital.
“Target, 5. 000 (lima ribu) UMKM baru bergabung ke ekosistem digital dengan dukungan program pelatihan intensif dan pembiayaan berbasis digital,” kata Landu Praing.
Dijelaskan Plt Dirut Bank NTT, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk membantu pelaku UMKM memperluas jangkauan pasar, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga ke toko-toko, minimarket, toko oleh-oleh, dan platform e-commerce.
Hingga kini, lanjut Yohanes Landu Praing, UMKM Binaan Bank NTT dari 23 cabang telah berhasil masuk ke 5 Gerai Alfamart, 85 Gerai Indomaret, 120 Minimarket, 60 Toko, 11 Galeri Dekranasda, 4 Platform E-commerce dan 168 akun media sosial, yang mendukung promosi serta penjualan produk UMKM Bank NTT.
“Bank NTT terus memberikan kontribusi nyata dalam pemberdayaan UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi daerah, melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Plt Dirut Bank NTT.
“Memberikan akses pembiayaan dengan syarat ringan bagi pelaku usaha ultra mikro. Pada 2024, KUMU telah didanai lebih dari 10.000 pelaku usaha dengan total plafon Rp150 miliar. Tahun 2025, target kita adalah meningkatkan akses ini hingga 15.000 pelaku usaha dengan plafon Rp200 miliar,” tambah Yohanes Landu Praing.
Untuk saat ini, kata Landu Praing, bahwa fokus pada sektor produktif seperti pengolahan hasil pertanian, peternakan, dan perdagangan lokal yang memiliki multiplier effect tinggi. Selain itu, membantu pelaku UMKM untuk masuk ke pasar digital melalui kemitraan dengan platform e-commerce nasional seperti Tokopedia.
“Tahun 2024, sebanyak 3.000 UMKM telah onboarding ke platform digital ini dengan peningkatan transaksi sebesar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” pungkasnya.(*)