EXPONTT.COM, KUPANG – Romo Gerardus Bernardus Duka, Pr. mengenang kebersamaan dengan Almarhum Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr.
Romo Gerardus Duka, Pr. merupakan Vikaris Jendral Keuskupan Agung Kupang selama Mgr. Petrus Turang menjadi Uskup Agung. Keduanya menjadi sahabat selama kurang lebih 23 tahun.
Pria yang akrab disapa Romo Dus Duka ini menyebut, Almarhum Mgr. Petrus Turang adalah sosok pekerja keras yang selalu memperhatikan hal-hal kemanusiaan terutama pemberdayaan masyarakat, bukan hanya umat katolik, namun semua masyarakat, tanpa memandang latar belakang.
“Kalau melayani masyarakat jangan setengah-setengah,” itulah kalimat yang selalu terngiang jika Rm. Dus Duka jika mengingat sosok Mgr. Petrus Turang.
Romo Dus Duka mengakui, sahabatnya itu sebagai sosok yang “Keras”, namun itulah bentuk kepedulian dari seorang pemimpin untuk kedisiplinan umat. “Beliau bukan saja pembimbing dan pemimpin rohani, namun sebagai bapak bagi semua orang. Dia memang tegas, tapi ketegasannya itu untuk kebaikan,” ujarnya.
Meski terkenal dengan ketegasannya, Rm. Dus Duka menyebut, Mgr. Petrus Turang sebagai sosok yang sportif. “Kalau ada kesalahan dia marah, tapi setelah dia marah ya selesai, tidak akan dia ungkit-ungkit lagi, sangat sportif. Termasuk saya juga kalau dia marah, saya tidak akan ingat-ingat lagi,” kenangnya.
Mgr. Petrus Turang saat menjadi Uskup Agung Kupang diketahui merupakan sosok yang sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
“Dia sangat mencintai harmoni, beliau bisa dikatakan sosok yang selalu mengupayakan kehidupan kerukunan antar umat beragama. Yang selalu ia tekankan yaitu saling menghargai sesama, karena semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihan,” ujarnya.
Salah satu hal menarik, yang dikenang Romo Dus Duka, setiap ada kegiatan Keuskupan Agung Kupang, Mgr Petrus Turang selalu memastikan semua orang sudah mendapat makan. “Mau sebagus apapun acara, kalau ada yang tidak dapat makan, acara itu kurang berkesan untuk dia,” ungkapnya.
Sebagai sosok yang dikenal sangat peduli dengan lingkungan hidup, Almarhum Mgr. Petrus Turang semasa hidup juga menggalakan hidup mencintai alam.
“Karena dia lama bertugas Bidang Sosial dan Ekonomi di KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), dia terapkan juga di Keuskupan Agung Kupang yakni gerakan menanam di seluruh wilayah keuskupannya,” katanya.
Tak sampai disitu, Mgr Petrus Turang juga mendatangkan bibit tanaman produktif untuk ditanam masyarakat. Ada yang dari relasi ada juga yang dibeli dengan uang pribadinya. “Itu diberikan kepada masyarakat untuk ditanam, misalnya di Alor itu ada matoa, klengkeng, rambutan, bukan hanya dibagi ke umat Katolik tapi untuk semua masyarakat disana. Dia tidak lihat dari agamanya, tapi dari manusianya,” tuturnya.
Romo Dus Duka berharap semangat dan teladan yang telah dilakukan oleh Mgr. Petrus Turang bisa terus dijaga dan dilaksanakn semua umat dan masyarakat.
“Yang selalu di pesan, yaitu disiplin, jaga keharmonisan dan kerukunan sesama manusia dan jaga alam, karena alam yang berikan manusia kehidupan,” pungkasnya.♦gor