Polemik nama RSUD Soe kian kencang

dr. Ria Tahun

BELUM lama menyandang status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), kini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Timor Tengah Selatan kembali dipolemikan seputar nama yang tepat untuk RSUD tersebut. Mengenai nama maka tak heran wacana tersebut menjadi topik menarik di kalangan masyarakat TTS saat ini. Berdasarkan hasil rekaman EXPO NTT dimasyarakat belum lama ini muncul beberapa nama yang cukup kencang dibicarakan dan dianggap layak untuk dikenang seperti Almarhum Kusa Nope Bupati TTS Pertama, Piet A Talo, SH Bupati TTS 2 Periode, B Liufeto mantan PNS Dinas Kesehatan TTS, Cornelis Tapatab mantan Bupati TTS, Welem Nope mantan Bupati TTS dan muncul pula nama Nekmese karena mengingat persatuan diantara 3 swap Raja besar di TTS yakni Amanatun, Mollo dan Amanuban.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD TTS Uksam B. Selan, SPi, MA ketika dimintai tanggapannya senin, 8 Januari 2016 disoe mengenai nama nama tokoh yang beredar dan hangat dibicarakan menurutnya wajar karena mereka dinilai sangat berjasa dalam membangun kabupaten TTS, namun ia menambahkan bahwa mengenai pemberian nama RSUD semestinya Pemda membentuk sebuah tim khusus yang bertugas untuk mengkaji itu, karena bagaimanapun nama yang akan dipakai benar-benar menjadi pantas dan layak untuk dipakai bukan asal sebut. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa pada dasarnya DPRD TTS menyetujui untuk pemberian nama pada RSUD, asalkan dikaji dullu secara baik agar siapapun atau nama apapun yang dipakai dapat diterima oleh semua elemen masyarakat TTS dan tidak kontraversial, tambahnya.
Simson Letuna dan Gersom Benu selaku tokoh masyarakat Noebana dan Kolbano ketika diwawancarai dikediamannya masing-masing mengatakan bahwa kalau mau jujur yang lebih berjasa dibidang kesehatan adalah Almarhum Bapak Liufeto, kalau yang lain memang berjasa tapi untuk semua bidang pembangunan, sehingga kalau mau murni orang kesehatan, maka ia lebih setuju menggunakan nama Rumah Sakit Umum B Liufeto, karena beliau meninggal dunia pada saat menjalankan tugas kedinasan sebagai pegawai Dinas Kesehatan yang saat itu ditugaskan ke kupang untuk kepentingan pengambilan obat, namun dalam perjalanan ia terseret oleh arus banjir Noelmina hingga meninggal, dan sepertinya jasa beliau terlupakan, kisahnya.
RobenJ.B Alunat dan Danial Nahas ketika dimintai tanggapannya mengatakan bahwa mereka lebih cenderung kalau nama RSUD soe menggunakan nama Almarhum Kusa Nope karena selain sebagai Bupati pertama di Kabupaten TTS, ia juga sebagai pendiri dan peletak fondasi daerah ini, oleh karena itu lebih tepat kalau nama beliau disematkan sebagai nama RSUD Soe sekarang. Lebih lanjut ia juga mengusulkan kepada DPRD dan Pemda TTS untuk memperjelas status batas dan nama jalan dikota soe agar tidak membingungkan masyarakat pada saat menuliskan alamat, dan sebagai usulan kalau bisa nama jalan di TTS menggunakan nama tokoh atau pahlawan TTS sehingga tidak terkesan nama tokoh dari luar TTS yang dominan dan tidak adanya penghargaan bagi tokoh orang Timor, usulnya.
Direktur RSUD Soe Dr. Ria Tahun ketika dimintai komentarnya mengatakan bahwa mengenai nama RSUD, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bapak Bupati untuk mengkaji dan menentukan mana yang tepat dan layak untuk digunakan, karena yang jelas nama sebuah instansi merupakan sebuah identitas resmi jangka panjang yang kemudian dilegalkan dengan sebuah keputusan maka tentunya akan mengandung sebuah makna besar bagi seluruh elemen masyarakat TTS.
Dr. Ria juga mengakui bahwa ada beberapa nama yang sudah ia  sodorkan ke Bupati untuk diketahui dan secara pribadi ia juga setuju apabila dibentuk sebuah tim khusus  yang bertugas untuk  mengkaji hal itu agar hasilnya menjadi lebih akurat dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat TTS. ♦ vic