Kasih Yesus Menembus Waktu Dan Ruang

Frater

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK

 

 

SALVE bagimu para saudaraku ytk. dalam Kristus Tuhan. Apakah Anda selalu berbuat baik setiap hari? Jangan biarkan waktu berlalu tanpa makna, dengan selalu melakukan perbuatan baik, sekalipun itu Kecil.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 14: 1 – 6, yakni lagi penyembuhan pada hari Sabat. Dalam bacaan Injil hari ini, pada suatu hari Sabat, Yesus diundang makan di rumah seorang pemimpin Farisi. Di sana, Ia melihat seorang yang sakit busung air. Para ahli Taurat dan orang Farisi mengamati-Nya, menunggu apakah Ia akan menyembuhkan orang itu pada hari Sabat. Dan benar, Yesus menyembuhkannya. Tindakan ini memicu kontroversi, sebab menurut hukum Sabat, menyembuhkan dianggap melanggar aturan. Namun Yesus tidak terikat oleh batasan waktu atau ruang. Kasih-Nya melampaui aturan buatan manusia. Ia berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” Dengan kata lain, aturan penting, tetapi menyelamatkan nyawa jauh lebih penting. Yesus menunjukkan bahwa KASIH sejati tidak menunggu waktu yang tepat atau tempat yang ideal, KASIH sejati hadir di saat penderitaan terjadi. Demikianlah KASIH Yesus menembus ruang dan waktu. Ia tidak menunda kebaikan demi kepatuhan formal. Ia tidak membatasi belas KASIH hanya pada hari-hari tertentu. Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, dan tindakan-Nya adalah cerminan KASIH Allah yang hidup dan aktif.

Bagaimana dengan kita?. Sebagai murid Yesus, kita pun dipanggil untuk melakukan perbuatan baik yang melampaui batas ruang dan waktu. Jangan menunda kebaikan hanya karena alasan kenyamanan, aturan, atau rutinitas. Ketika ada yang menderita, kita dipanggil untuk hadir, menolong, dan menyembuhkan seperti Sang Guru kita. Maka , mari jadikan diri kita sebagai saluran KASIH yang aktif, yang tidak dibatasi oleh waktu, tempat atau aturan buatan manusia.

Pertanyaan refleksi:

1. Apakah saya pernah menunda berbuat baik karena alasan aturan, kenyamanan, atau waktu yang “belum tepat”?
2. Bagaimana saya bisa menunjukkan KASIH yang aktif dan tidak terbatas, terutama kepada mereka yang sedang menderita?
3. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah saya lebih mementingkan aturan atau keselamatan dan kesejahteraan sesama?

Selamat berefleksi.