Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK
Berdasarkan Injil Lukas 14: 25 – 33, yakni segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus.
SALVE bagimu para saudaraku ytk. dalam Kristus Tuhan. Apakah Anda sungguh-sungguh mencintai Yesus? Mencintai Yesus bukan hanya sebatas NARASI, melainkan diwujudkan lewat AKSI nyata, yakni mengasihi sesama dengan tulus, mengampuni tanpa syarat dan melayani tanpa pamrih. Dalam bacaan Injil hari ini,
Yesus berkata bahwa siapa pun yang ingin mengikuti-Nya harus rela melepaskan segalanya, bahkan yang paling kita kasihi. Bukan karena Dia menyuruh kita membenci keluarga, tetapi karena Dia ingin menjadi pusat cinta kita. Ketika Yesus menjadi yang utama, barulah kita mampu mengasihi keluarga dan sesama dengan KASIH yang murni. Ingatlah, totalitas dalam mencintai Yesus bukan sekadar kata-kata indah atau narasi rohani. Itu harus nyata dalam tindakan, yakni:
Pertama Mengasihi sesama dengan tulus. Kedua Mengampuni tanpa syarat. Ketiga Melayani tanpa pamrih Jadi, tanpa Yesus sebagai sumber cinta, KASIH kita mudah goyah. Tetapi ketika cinta kepada-Nya menjadi fondasi, kita akan mampu mencintai dengan kekuatan surgawi. Oleh karena itu,
mari kita bertanya dalam hati:
1. Apakah aku sudah menempatkan Yesus sebagai pusat cintaku, melebihi segala relasi dan kepentingan pribadi?
2. Dalam hal apa aku masih sulit mengasihi sesama dengan tulus, mengampuni tanpa syarat, atau melayani tanpa pamrih?
3. Apa langkah konkret yang bisa aku ambil hari ini untuk menunjukkan totalitasku dalam mencintai Yesus melalui tindakan nyata?
Doa Singkat
Tuhan, ajar kami mencintai-Mu dengan total, agar KASIH kami kepada sesama menjadi cerminan KASIH-Mu. Amin.




