EXPONTT.COM, KUPANG – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Prof. Fauzan, meminta perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk jadi problem solver (pemecah masalah) yang hadapi daerah.
Hal itu ditegaskan Prof. Fauzan saat membuka secara resmi Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Kementerian/Lembaga se-NTT yang digelar Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah (LLDIKTI) XV, yang digelar di Aston Kupang Hotel, Selasa, 30 September 2025.
Mengusung tema “Sinergi Membangun SDM Unggul yang Bersatu, Berdaulat Menuju Indonesia Emas 2045, Rapat Kerja (Raker) tersebut juga dihadiri oleh Gubernur NTT dan puluhan pimpinan perguruan tinggi se-NTT.
Dalam kegiatan yang digelar hingga Rabu, 1 Oktober 2025 ini, juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk dalam bidang peningkatan SDM NTT.
Prof. Fauzan menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak boleh hanya berhenti pada pengelolaan pendidikan di “kandang sendiri”, tetapi harus hadir nyata memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
“Kita baru saja menyaksikan penandatanganan kesepakatan bersama. Ini gaya baru, kerja dulu baru sepakat. Komitmen ini bukan sekadar tanda tangan, melainkan wujud nyata bagaimana perguruan tinggi hadir sebagai problem solver, bukan bagian dari masalah,” ujarnya.
Menurut Prof. Fauzan, konsep “Pendidikan Tinggi Berdampak” bukan hal baru, melainkan refleksi dari nilai luhur Pancasila dan ajaran agama yang menekankan kebermanfaatan. Perguruan tinggi, katanya, harus menjadi motor penggerak gerakan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang memberi manfaat luas bagi masyarakat.
“Kebermanfaatan perguruan tinggi di suatu daerah diukur dari seberapa besar kontribusinya terhadap persoalan nyata di masyarakat. Kampus tidak boleh hanya menghasilkan lulusan unggul, tetapi juga menjadi jawaban atas problem kemiskinan, pengangguran dan persoalan sosial lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur NTT, Melki Laka Lena menegaskan perguruan tinggi merupakan titik sentral dalam upaya membangun SDM unggul di NTT. Pemerintah daerah, lanjutnya, berperan sebagai pengarah kebijakan strategis di tingkat makro melalui APBD maupun dukungan APBN, sementara kampus memiliki peran vital sebagai pencetak generasi berkualitas.
“Perguruan tinggi adalah mitra strategis pemerintah. Kami membutuhkan kerja bersama yang luar biasa agar SDM NTT bisa sejajar dengan provinsi lain dan berkontribusi nyata bagi Indonesia,” jelasnya.