EXPONTT.COM, KUPANG – Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis, menghadiri Ibadah Penyegaran Iman Pemuda GMIT Ebenhaezer Oeba Rayon 5, 6, dan 7 Tahun 2025 dalam rangka Bulan Keluarga GMIT, yang berlangsung di Lahan Baru PPI Fatubesi, Selasa, 14 Oktober 2025 Turut hadir, Ketua Majelis Jemaat GMIT Ebenhaezer Oeba, Pdt. Yanse Tefa Billi, , Pembicara dalam ibadah, Pdt. Yandi Manobe, Camat Kota Lama, Lurah Fatubesi, Ketua Pemuda Klasis Kota Kupang, Ketua Pemuda Jemaat Ebenhaezer Oeba, serta jemaat Rayon 5, 6 dan 7 GMIT Ebenhaezer Oeba.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota mengajak para pemuda GMIT untuk menjadi teladan dalam keluarga, gereja, dan masyarakat, serta berperan aktif dalam menjaga kasih dan kesetiaan dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat.
“Hidup berkeluarga bukan sekadar tinggal serumah, tetapi setia dan seiman dalam Tuhan. Pemuda juga harus menjadi mitra bagi orang tua, menjaga dan menguatkan keluarga. Jadilah pemuda yang bertanggung jawab, menghormati orang tua, dan menjaga keharmonisan,” ungkap Serena.
Lebih lanjut, ia mengutip nasihat dari 1 Timotius 4:12, agar para pemuda menjadi teladan dalam perkataan, perbuatan, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Di hadapan jemaat, Serena menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini di tengah era digital, seperti prostitusi terselubung, pornografi, judi online, kekerasan seksual, hingga kekerasan antar remaja. Ia mengingatkan bahwa media sosial harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif dan penuh kasih, bukan untuk menyebarkan kebencian atau merendahkan sesama. “Jejak digital itu abadi. Maka sebelum membagikan sesuatu, mari kita saring sebelum sharing,” ujarnya.
Serena juga menyinggung persoalan bullying dan kesehatan mental yang semakin marak di kalangan anak muda. Ia mengajak pemuda-pemudi GMIT untuk menjadi sahabat yang peka dan peduli terhadap sesama, bukan justru menjadi pelaku perundungan. Menurutnya, gereja memiliki peran besar dalam mendampingi anak muda agar merasa diterima dan aman.
“Banyak anak muda tampak tersenyum, tapi sebenarnya sedang terluka. Gereja dan lingkungan rohani harus menjadi tempat yang menenangkan dan memulihkan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Kupang melalui visi “Kota Kasih” terus berupaya menjadikan Kota Kupang sebagai rumah bersama yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan, tempat setiap orang dapat tumbuh dalam damai dan persaudaraan. Ia mendorong para pemuda Kristen untuk memiliki semangat melayani, menjadi berkat, dan berkontribusi bagi pembangunan kota.
Serena kemudian berbagi refleksi pribadi atas kepercayaannya sebagai Wakil Wali Kota termuda se-Indonesia, serta berbagai program bersama Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo yang telah dijalankan untuk mendukung pemuda dan masyarakat, antara lain Saboak Sunday Market, yang menjadi wadah kreatif bagi anak muda dan pelaku UMKM, serta Program INA KASIH, yaitu bantuan intervensi pembalut bagi perempuan dalam kemiskinan ekstrem.
“Banyak yang meragukan, banyak yang kontra, tapi saya percaya, program dan kebijakan tersebut bertujuan baik dan akan menjadi berkat bagi sesama,” tegasnya.
Di akhir sambutan, Wakil Wali Kota mengajak seluruh jemaat untuk terus merawat kasih dalam keluarga, menjaga kesetiaan dalam iman, dan menggunakan hidup untuk memuliakan Tuhan.
“Mari kita jadikan Kota Kupang sebagai Kota Kasih yang sesungguhnya, kota dengan nuansa toleransi, tempat setiap orang merasakan damai, dilayani dengan cinta, dan dibangun dalam semangat kebersamaan,” tutupnya.
Ketua Majelis Jemaat GMIT Ebenhaezer Oeba, Pdt. Yanse Tefa Billi, menyampaikan bahwa setiap kegiatan harus memiliki tujuan dan arah yang jelas. Melalui ibadah penyegaran iman ini, jemaat diajak untuk disegarkan, dikuatkan, dan bertumbuh menuju Kristus agar menjadi terang di tengah dunia yang gelap. Ia mengutip Matius 5:16, “Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Beliau mengingatkan agar firman Tuhan yang didengar tidak hanya berhenti di telinga, tetapi dihayati dan diwujudkan dalam perilaku hidup sehari-hari, baik di pasar, di laut, di pemerintahan, maupun dalam dunia pendidikan.
“Mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah hidup kita sudah berdampak dan mencerminkan firman yang kita dengar?” ujarnya.
Di akhir pesannya, Serena menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini, termasuk Pemerintah Kota Kupang, panitia, pemuda, dan jemaat.
“Kebaikan yang kita pancarkan pasti akan kembali kepada kita. Karena itu, mari terus berbuat baik dan nyatakan kasih Kristus di mana pun kita berada,” tutupnya.(*)