Opini  

Peran Penting Sastra Dalam Menumbuhkan Intelektual Anak di Era Digital

hari buku nasional
buku adalah jendela dunia

Oleh: Alex Sandro Saputra Dega

Mahasiswa semester I IFTK Ledelero

Pendahuluan

Dunia saat ini sangat gencar dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, seperti sekarang ini, anak-anak sangat dekat dengan yang kita sebut ‘perangkat teknologi’. Medsos atau media social, dan aplikasi-aplikasi hiburan, menjadi teman bagi keseharian mereka. Meskipun teknologi ini cukup memberi kemudahan bagi beberapa kebutuhan, namun tidak sedikit pula orang tua yang mencemaskan dampak dari hal ini bagi anak mereka.

Saat ini, perhatian terhadap perkembangan intelektual anak dalam hal penguatan daya berpikir dan analisis anak, mulai dialihkan bahkan diabaikan. Padahal, salah satu metode atau cara untuk mengembangkan intelektual anak adalah melalui sastra, yang bukan hanya sekadar hiburan, ataupun Pelajaran sampingan. Namun lebih dari pada itu, sastra menjadi sarana bagi peningkatan daya imajinasi, berpikir kritis, dan kemampuan berbahasa yang baik. Selain itu, sastra juga dapat memberi ruang bagi anak untuk berpikir, lalu mengembangkan apa yang mereka pikirkan dan merefleksikan hal tersebut. Tambah lagi, sastra juga dapat menumbuhkan koneksi emosi dan memori dalam jangka waktu yang Panjang.

Baca juga:  Tudingan “Nagekeo Dalam Cengkeraman Mafia” Merupakan Sesat dan Tanpa Dasar

Menurun minta membaca buku pada anak-anak

Saat ini, Indonesia masih mengahadapi tantangan serius dalam hal literasi anak khususnya sastra. Dengan demikian, menumbuhkan intelektual anak di era digital bukan hanya soal penguasaahn terhadap teknologi, melainkan juga penanaman kedalaman perpikir dan koneksi emosional. Disinilah sastra mengambil peran penting yang tidak dapat tergantikan.

Dalam realiatas yang serba digital ini, sastra memegang peranan yang sangat penting. Bukan hanya sebagai sumber hiburann, tetapi lebih dari pada itu sastra adalah jembatan menuju pembentukan intelektual yang kritis dan reflektif. Di saat dunia luar menawarkan/menyediakan konten-konten instan, sastra mengajarkan anak-anak untukmerenung, memahamidan membentuk nilai dasar dari kemanusiaan. Sastra bukan sekadar cerita/fiksi yang membuai pembaca dengan alur dan kompososisi kallimat yang menarik perhatian. Dalam setiap karya sastra, terdapat struktur yang kompleks: alur, karakter, konflik, latar serta gaya Bahasa yang mengandung simbol dan makna yang mendalam. Ketika anak membaca karya sastra, ia tidak hanya menikmati cerita, tetapi ia juga dilatih untuk memahami relasi antar tokoh, menafsirkan motif di balik tindakan dan memprediksi konsekuensi dari tindakan yang terjadi. Ini Adalah satu proses berpikir yang sangat baik, yang secara tidak langsung melatih intelektual anak. Berbeda dengan informasi digital yang bersifat sementara, dan seringkali dangkal, sastra mendorong anak untuk aktif berpikir.

Baca juga:  Konsumtivisme Dalam Ranah Pendidikan: Transformasi Sekolah Menjadi Arena Distingsi Sosial

Dalam buku cerita, tidak semua hal dijelaskan secara gamblang. Pembaca perluh menafsirkan sendiri makna dari situasi atau dialog. Di sinilah kemampuan analisis dan pemahaman yang mendalam terbentuk secara alami.

Sebuah studi dari National Edowment ForThe Arts (NEA) di amerika serikat menunjukan bahwa anak-anak dan remaja yang terlibat dalam kegiatan membaca sastra menunjukan peninhkatan dalam kemampuan Bahasa, logika serta empati social. Kemampuan ini merupakan sebuah kunci dari intelektual yang bukan hanya sekadar nilai akademik semata, tetapi juga tentang emosional dan sosial.

Baca juga:  Demokrasi Kehilangan Roh, Rakyat Kehilangan Harapan

Menumbuhkan intelektual anak, bukan hanya soal menjejali mereka denhan data dan fakta. Lebih dari pada itu Adalah membentuk anak untuk dapat berpikir jernih, memiliki daya analisis, serta memiliki kepekaan terhadap realitas/keadaan sosial, dan sastra Adalah salah satu cara paling kuat untuk mencapainya. Sehingga, untuk mencapai suatu standar intelektual yang baik, sastra harus mendapat tempat yang layak dalam Pendidikan anak di zaman sekarang.

Penutup

Membaca menjadi suatu hal yang utama dalam dunia pendidikan. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa “buku adalah sumber segala ilmu”. Selain buku, tidak ada hal lain yang bisa menggantikan posisinya. Untuk itu mari kita semua mengajak semua orang untuk tetap setia pada buku. Karena buku adalah sumber utama dari segala-galanya.

Ayooo membaca…