Anak Manusia Akan Datang Pada Saat Yang Tak Disangka-sangka

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK

 

 

SALVE bagimu para saudaraku ytk. dalam Kristus Tuhan. Kedatangan Tuhan pada akhir zaman atau parousia tidak ada satu pun dari manusia di dunia ini yang tahu. Oleh karena itu, siap-sedia atau berjaga-jaga adalah sikap bijak yang perlu ditumbuhkan.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 12: 39 – 48, yakni kewaspadaan. Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin. Bahwa
tidak ada satu pun dari kita yang tahu kapan Anak Manusia akan datang kembali. Parousia kedatangan-Nya yang kedua bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi, dirancang, atau ditunda. Ia akan datang seperti pencuri di malam hari, saat kita lengah, saat kita sibuk, atau bahkan saat kita merasa aman. Oleh karena itu, sikap siap sedia dan berjaga-jaga bukanlah pilihan, melainkan panggilan. Dalam perikop ini, Yesus memuji hamba yang tetap setia menjalankan tugasnya, meski tuannya belum datang. Ia tidak bekerja hanya karena dilihat. Ia tidak melayani hanya karena ingin dipuji. Ia bukan tipe ABS: Asal Bapa Senang. Ia bekerja karena tahu tugas itu adalah tanggung jawabnya, dan kesetiaan adalah bentuk kasihnya.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita termasuk hamba yang setia, yang tetap menjalankan tugas dengan tulus, meski tidak ada yang melihat? Apakah kita berjaga-jaga bukan hanya dengan aktivitas pelayanan, tetapi juga dengan kesiapan rohani dalam doa, ibadat dan ekaristi serta dalam pertobatan, dalam relasi yang intim dengan Tuhan? Ingatlah,
kesibukan tugas bukan jaminan kesiapan. Dan pelayanan bukan pengganti kedalaman spiritual. Maka, mari kita tumbuhkan sikap siap-sedia atau berjaga-jaga yang sejati, yakni melayani dengan setia, hidup dengan integritas, dan berakar dalam relasi yang intim dengan Tuhan. Semoga saat Anak Manusia datang, kita ditemukan sebagai hamba yang setia bukan karena takut dihukum, tetapi karena cinta yang terus menyala.

Pertanyaan refleksi

1. Apakah aku sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabku dengan setia, meski tidak selalu dilihat atau dipuji?
2. Dalam kesibukan melayani atau beraktivitas, apakah aku juga berjaga-jaga secara rohani meluangkan waktu untuk doa, pertobatan, dan membangun relasi dengan Tuhan?
3. Jika Anak Manusia datang hari ini, apakah aku siap menyambut-Nya dengan hati yang bersih dan hidup yang setia?

Selamat berefleksi.