Menjual Yesus

Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

DAMAI TUHAN, besertamu para saudaraku ytk. Hati yang damai, akan menjadikan hidup kita sehat dan bahagia. Dan agar hati kita damai, maka kita harus selalu membuka hati untuk berelasi dengan Sang Pokok Damai, yakni Yesus.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 26: 14 – 25 yakni Yudas mengkhianati Yesus dan Yesus makan paskah dengan murid-murid-Nya. Dalam bacaan Injil ini, kita melihat Yudas Iskariot memutuskan untuk mengkhianati Yesus dengan menjual-Nya kepada imam-imam kepala seharga 30 keping perak. Yudas, yang telah dipilih menjadi salah satu rasul Yesus, ternyata menyimpan keserakahan dan kepahitan dalam hatinya. Ia memanfaatkan kedekatannya dengan Yesus untuk keuntungan pribadi, bahkan dengan cara yang paling keji, yakni: MENJUAL Sang Guru kepada musuh-musuh-Nya. Namun, meskipun Yesus DIKHIANATI, KASIH-Nya tetap tidak berubah. Dia tetap menjalani jalan salib demi keselamatan kita. Oleh karena itu, renungan ini mengajak kita untuk kembali kepada-Nya dengan HATI yang tulus, memilih KESETIAAN daripada PENGKHIANATAN, dan menjadikan Yesus sebagai HARTA yang paling berharga dalam hidup kita.

Pertanyaan refleksi
1. Apakah kita juga pernah “menjual Yesus” dalam hidup kita, entah secara sadar atau tidak? Mungkin bukan dengan uang, tetapi dengan kompromi terhadap nilai-nilai iman, mengutamakan kepentingan pribadi di atas kebenaran, atau mengabaikan panggilan-Nya demi kenyamanan duniawi?
2. Ketika kita lebih memilih uang, cinta, popularitas, jabatan, atau kepentingan diri daripada iman kepada-Nya atau kebenaran firman-Nya, maka sesungguhnya kita sedang “menjual Yesus”.
3. Ketika kita menyangkal iman kita demi diterima oleh dunia, kita juga sedang “menjual Yesus”.
4. Bahkan, ketika kita berpura-pura SETIA tetapi HATI kita JAUH dari-Nya, kita pun bisa menjadi seperti Yudas Iskariot.

Ingatlah, Yesus tahu PENGKHIANATAN Yudas, tetapi Ia tetap memberinya kesempatan untuk BERTOBAT melalui pertanyaan, engkaukah yang akan menyerahkan Aku?. Sayangnya, Yudas memilih untuk terus dalam dosanya.

Pesan Untuk Kita:
Jangan biarkan hal-hal duniawi menguasai HATI kita sampai MENGABAIKAN kasih dan KESETIAAN kepada Tuhan. Jika kita pernah bersalah, masih ada KESEMPATAN untuk BERTOBAT sebelum terlambat. Yesus MENGASIHI kita, tetapi Ia juga menginginkan KETAATAN dan KESETIAAN yang tulus.

Mari kita berpegang teguh pada iman kita dan setia sampai akhir. Jangan Pernah Menjual Yesus, dengan meninggalkan dan menanggalkan iman kepada-Nya hanya demi uang, cinta, jabatan atau posisi tertentu, popularitas diri. Semoga demikian.