Angkatan Yang Jahat

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, BHK

 

 

SALVE bagimu para saudaraku ytk.dalam Kristus Tuhan. Adakah Anda selalu meminta tanda dari Tuhan? Atau mungkin pernah kecewa, marah dengan Tuhan karena satu alasan? Ingatlah, Tuhan selalu baik kepada kita, nafas kehidupan, kesehatan, sandang, pangan dan papan tercukupi. Dia juga selalu tahu apa yang sangat kita perlukan. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Jika kita selalu meminta tanda, selalu marah, kecewa sama Tuhan, berarti kita sama dengan angkatan yang jahat, yang buta, hati, pikiran atau yang tidak mampu melihat kebaikan atau melihat berbagai tanda atau mukjizat yang Tuhan lakukan bagi kita.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 11: 29 – 32, yakni tanda Yunus. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyebut orang-orang yang terus meminta tanda sebagai angkatan yang jahat. Padahal, berbagai mukjizat telah Ia lakukan: orang sakit disembuhkan, orang mati dibangkitkan, orang berdosa diampuni. Namun, mereka tetap tidak percaya. Mata indrawi mereka tidak mampu melihat, mata hati mereka tertutup rapat, pikiran mereka beku, dan telinga mereka tuli terhadap kebenaran. Oleh karena itu, mereka tetap hidup dalam dosa, menolak pertobatan, dan menuntut bukti yang lebih besar. Padahal, tanda terbesar sudah hadir: Yesus sendiri, Sang Putra Allah, ada di tengah mereka.

Bagaimana dengan kita?
Kita pun telah menjadi murid dan pengikut-Nya. Namun, apakah kita juga terus menuntut tanda? Apakah kita kecewa saat doa kita belum dijawab? Apakah kita marah ketika hidup terasa berat, lalu enggan berdoa, beribadat, atau menghadiri Ekaristi? Jika demikian, kita pun termasuk angkatan yang jahat: yang buta dan tuli. Kita gagal melihat tanda atau mukjizat yang Tuhan berikan setiap hari kepada kita: napas kehidupan, tubuh yang masih kuat, keluarga yang mendukung, dan kesempatan untuk bertobat. Akhirnya, jika kita tidak mau disebut oleh Yesus sebagai angkatan yang jahat, maka mari buka mata, buka hati, buka pikiran untuk melihat kebaikan dan anugerah dari Tuhan bagi kita yang menunjukkan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita. Juga buka telinga kita untuk mendengarkan sabda-Nya yang akan berbicara kepada kita.

Pertanyaan refleksi.

1. Apakah aku sungguh percaya kepada Yesus, atau masih sering menuntut tanda dan mukjizat sebelum mau percaya sepenuhnya?
2. Dalam kesulitan hidup, apakah aku tetap setia berdoa, beribadat, dan Ekaristi, atau justru menjauh dari Tuhan karena kecewa, marah?
3. Sudahkah aku mensyukuri tanda-tanda kecil KASIH Tuhan dalam hidupku, seperti kesehatan, keluarga, dan kesempatan untuk bertobat?

Selamat berefleksi.