GMIT TTU bangun Museum Religi

Fary Francis foto bersama panitia

Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) TTU, hadir sejak 6 Juni 1917. Yang dibawah oleh Pendeta Krayer Van Aalst sejak tahun 1917 hingga tahun 1923 kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Midelkoop tahun 1923 hingga 1930. Kedua pendeta berkebangsaan Belanda, menyalani umat Kristen Protestan Gereja Masehi Injili Timor (GMIT). Meliputi kabupaten TTS dan Kabupaten TTU. yang hingga tahun 2016, Gereja Imanuel Klasis TTU telah mengalami pergantian Gembala Umat atau lazim di sebut sebagai pendeta sebanyak 28 ketua majelis.
Hal ini diungkapkan oleh para Penatua atau Majelis Gereja Imanuel dan ketua Majelis Gereja Imanuel Pendeta Yohanis Boro, SMTH, dalam temu muka bersama anggota DPR RI dari wilayah NTT II, Bapak Ir. Fary Francis, M.Si. yang saat ini sebagai ketua komisi V DPR RI di Kefamenanu.
Kami sedang membangun kembali atau lebih tepat lagi merenovasi gedung gereja yang lama menjadi Museum Gereja. Tahapan renovasi gedung gereja ini, tanpa meruba bentuk gedungnya. Usia gedung ini sudah 50 tahun, kami tidak akan merubah bentuk bangunan, tetapi memperbaiki bagian gedung yang rusak saja. Demikian dikatakan Bapak Ketua Majelis Pendeta Yohanis Boro, SMTH, ketika ditemui wartawan EXPO NTT pada Rabu, 23 Maret 2016.
Ketika ditanya EXPO NTT, terkait benda apa saja yang akan dipamerkan dalam Moseum GMIT, Pendeta Yohanes mengatakan bahwa dalam perencanaan Program pembangunan Museum ini, perlengkapan yang akan di simpan dan dipamerkan didalamnya yakni Benda – benda sejarah masuknya agama Kristen Protestan GMIT seperti Buku Register lengkap sejak tahun 1917, berikut Mimbar pelayanan kebaktian gereja tahun 1917, Alkitab sejak tahun 1917 yang tertulis dalam bahasa belanda dan bahasa daerah Timor, Pelana Kuda yang dipakai Pendeta krayer dan Pendeta Midelkoop, Tapal Kuda, Foto foto peninggalan sejarah masuknya GMIT dan juga ada Senapan, untuk diketahui, bahwa kedua Pendeta berkebangsaan Belanda itu, adalah Prajurit Tentara waktu itu sehingga mereka memiliki senapan.
Museum ini nantinya memiliki nilai sejarah yang sangat kuat, kami berharap bahwa GMIT menjadi pintu masuknya. Museum ini, terbuka untuk umum jadi tidak hanya diperuntukan bagi jemaat GMIT saja, karena museum ini adalah satu satunya yang ada di Timor. Pada kesempatan yang sama, wartawan EXPO NTT, meminta peryataan Pak Farry Francis, dari Fraksi Gerindra DPR RI, terkait dana yang dibutuhkan untuk renovasi gedung sampai pada finising Museum ini, dikatakan bahwa, karena renovasi gedung tidak meruba wajah gedung gereja maka saya kira dana yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar, sekitar 100 – 150 juta. Yang berat itu mengisi kelengkapan yangvakan dipamerkan. Saya merespon positif program ini, yang sebenarnya berangkat dari kebutuhan jemaat. Kita hanya bisa memfasilitasi kebutuhan yang ada.
Sebelumnya dijelaskan Pendeta Yohanis soal dana yang dibutuhkan, berasal dari Kas Gereja sebesar 6 juta Rupiah di tambah sumber pendanaan dari pihak sponsor dan sumbangan pribadi jemaat. Doakan kami panitia pembangunan, semua Penatua/majelis gereja, semua pelayan Jemaat Allah di TTU, sehingga Finishingnya diharapkan pada bulan Juli sampai Agustus 2016 nanti Museum ini sudah dibuka. Pada kesempatan yang sama, wartawan EXPO NTT, memewancarai Bapak Farry Francis yang sedang menjalankan masa reses di wilayah Daerah Pemilihannya dan sekaligus menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR RI. Sesuai Tugas Pokoknya dalam kerja Komisi V antara lain adalah Pendidikan, Infrastruktur dan transportasi.
Terkait pembangunan Terminal Internasional di Kabupaten TTU yang sudah menelan dana sampai hari ini dana APBN yang dikucurkan sebanyak 30 Milyard. Terminalnya sudah ada dan tahun kemarin katanya belum ada akses jalan masuk karena masyarakat pemilik lahan tidak mau memberikan sebagian tanahnya untuk kepentingan jalan masuk. Saya minta sama Pemerintah untuk segera mencari jalan keluar, waktu awal pengajuan, Pemerintah bilang tidak ada masalah. Kenapa setelah bangunan fasilitas terminal ini, baru muncul masalah. Tahun ini sudah disetujui anggaran tambahan 10 Milyard sehingga total anggaran mencapai 30 Milyard. Hadir pada kesempatan itu Staff dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga TTU, mengatakan bahwa akses Jalan masuk ke Terminal sudah buka dan pengerjaannya akan selesai dibulan September 2016 ini. Farry Francis menekankan agar dalam Tahun 2016 ini Terminal Internasional ini sudah bisa digunakan, agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten TTU.
Selain pembangunan Terminal Internasional, tahun 2016 ini akan dibangun Pelabuhan Wini, menjadi Pelabuhan Internasional wilayah Selatan Indonesia. Pengerjaan perbaikan Jalan Trans menuju pelabuhan sementara dikerjakan. Papar Ketua Komisi V DPR RI ini pada kesempatan kunjungan masa resesnya di TTU.
Ketika diganggu terkait PLN yang sejak tahun 2015 sering melakukan pemadaman Listrik dengan intensitas pemadaman sangat tinggi, durasi padam cukup lama. Akhir tahun 2015 lalu sudah ada tambahan Genzet dengan kapasitas Daya 60 Mega watt. Saya kira Setelah mendapat bantuan mesin daya berkapasitas besar seperti ini, masalah listrik di Rote, Kupang, TTS, TTU dan Belu sudah tidak ada lagi. Ternyata ya masih juga. Yah.. kalau saya ketua Komisi 7 masalah PLN padam Listrik semestinya tidak ada lagi. Semoga di tahun ini dan seterusnya PLN terus berbenah manajemen dan kinerjanya agar masyarakat NTT dapat menikmati Listrik dengan lancar, pemadaman diminimais. ♦ gerald