EXPONTT.COM – 50 tahun setelah misi Apollo, NASA dikabarkan akan kembali meluncur ke bulan.
Dikutip dari Kompas.id, NASA melalui program Artemis akan meluncurkan roket Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) tanpa awak dari Pusat Antariksa Kennedy, Florida pada Senin 29 Agustus 2022.
Roket yang dijadwalkan lepas landas pukul 08.33 waktu setempat atau pukul 20.33 WIB itu terpaksa ditunda peluncurannya karena ada kebocoran bahan bakar dan gangguan mesin.
Baca juga: Tanpa Bintang, Ini Penampakan Ferdy Sambo Berbaju Tahanan Saat Rekonstruksi
Padahal, puluhan ribu orang telah menanti di tepian pantai-pantai Florida untuk menonton peluncuran itu, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Meski begitu, NASA kembali menjadwalkan waktu peluncuran tentatif yakni pada Jumat 2 September 2022 dan Senin 5 September 2022 jika seluruh kendala penyebab tertundanya peluncuran berhasil diperbaiki.
Kapsul itu nantinya akan mengorbit Bulan untuk meneliti apakah kendaraan tersebut aman bagi manusia dalam waktu dekat. Misi selanjutnya adalah membawa astronot mendarat di Bulan, sebelum akhirnya menuju ke Mars.
Menurut rencana, roket akan lepas landas dari pusat peluncuran di Pusat Luar Angkasa Kennedy (Kennedy Space Center) di Cape Canaveral, Florida, AS.
Namun, 40 menit sebelum peluncuran, NASA membatalkan peluncuran.
Bill Nelson, administrator NASA, dikutip The New York Times, mengatakan, tim meneliti semua penyebab penundaan peluncuran itu.
Baca juga: Enam Prajurit TNI AD Terlibat Pembunuhan Sadis di Timika Papua, Satu Pelaku Asal Kupang NTT
”Mereka akan mencari, memperbaiki, dan menyelesaikannya. Kemudian mereka akan menerbangkannya,” katanya.
NASA memutuskan menghentikan rencana peluncuran Artemis 1 karena saluran hidrogen cair tidak cukup mampu mendinginkan satu dari empat mesin inti roket saat masih dalam proses persiapan.
Pengisian tangki oksigen cair dan hidrogen cair sebanyak 1 juta galon atau setara 3,785 juta liter berlangsung tanpa masalah. Akan tetapi, kebocoran terdeteksi pada saluran bakar hidrogen cair yang menempel di bawah roket.
Hal ini pernah terjadi pada proses latihan hitung mundur, April lalu. Para insinyur dapat memperbaiki masalah itu dan pengisian tangki hidrogen dilanjutkan.
Pada detik-detik terakhir hitungan mundur jelang peluncuran, sebagian dari hidrogen cair dan oksigen cair dialihkan mengalir di sekitar empat mesin yang berfungsi mendinginkannya jelang persiapan peluncuran. Semua jalur oksigen bekerja. Akan tetapi, dari empat jalur hidrogen cair yang akan digunakan, satu mengalami masalah.
Para insinyur sempat mencoba melakukan beberapa upaya alternatif untuk mengatasi kendala itu, tetapi tidak memuaskan. Akhirnya, NASA memutuskan untuk membatalkan peluncuran.
Wakil Presiden AS Kamala Harris dan suaminya, Douglas Emhoff, yang terbang dari Washington untuk melihat secara langsung peluncuran urung menyaksikan peluncuran Artemis 1. Peluncuran ini akan menjadi lembaran sejarah baru bagi kemampuan teknologi luar angkasa AS.
Meski NASA secara resmi belum mengumumkan waktu yang pasti untuk percobaan peluncuran berikutnya, laman Youtube resmi NASA menyebut percobaan peluncuran berikutnya akan berlangsung pada Jumat (2/9/2022) pukul 23.00 waktu setempat.
Penerbangan yang dinamai Artemis 1 ini bertujuan menguji roket Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) tanpa awak dan kapsul awak Orion yang berada di ujung roket. Kapsul itu akan mengorbit Bulan untuk meneliti apakah kendaraan tersebut aman bagi manusia dalam waktu dekat.
”Misi ini beriringan dengan harapan dan impian banyak orang. Dan, kita sekarang adalah generasi Artemis,” kata Nelson.
Roket raksasa setinggi 98 meter berwarna jingga-putih telah berdiri di kompleks peluncuran 39B selama sepekan ini. Tangki bahan bakar telah diisi dengan lebih dari 3 juta liter hidrogen dan oksigen cair. NASA menyebutkan, ada 80 persen peluang cuaca yang memungkinkan untuk peluncuran dalam rentang waktu selama dua jam. (*/kompas.id)