Setelah Pulau dan Danau Muncul Usai Badai Seroja, Di Malaka Muncul Muara Baru

Nelayan kecil asal Motadikin, Desa Fahiluka, Kabupaten Malaka ketika menjala ikan di muara baru pasca bencana banjir bandang badai Seroja. Gambar diabadikan, Senin (19/4/2021) (pos-kupang.com)

EXPONTT.COM – Setelah heboh kemunculan pulau baru di Kabupaten Rote dan danau di Kota Kupang usai badai siklon tropis Seroja, kali ini sebuah muara baru di Kabupaten Malaka.

Muara ini terletak di kawasan Pantai Motadikin di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.

Pantai Motadikin sendiri terletak di selatan Pulau Timor atau sekitar 15 kilometer dari Betun, ibu kota Kabupaten Malaka.

Semula, kawasan muara ini hanyalah hamparan tanah rata yang ditumbuhi pohon cemara dan rumput hijau.

Baca juga:  Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan di Penkase Oeleta Kota Kupang

Setelah banjir bandang Sungai Benenain pada 4 April 2021 lalu menghantam Kabupaten Malaka, muara baru muncul di kawasan ini. Letaknya di sebelah timur dan barat lokasi wisata Pantai Motadikin.

Tembok penahan gelombang laut sebagian roboh sehingga terjadi muara yang menjorok ke daratan sepanjang sekitar 200 meter.

Muncul danau-danau kecil. Muara baru ini membentuk alur bercabang-cabang. Saat gelombang laut pasang, arus menerobos semua alur yang hadir secara alamiah itu.

Baca juga:  Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan di Penkase Oeleta Kota Kupang

Baca juga:Bukan Pulau, Fenomena yang Muncul di Rote Pasca Badai Seroja Hanya Gundukan Pasir

Baca juga: Jembatan Palmerah Larantuka -Adonara Segera Dibangun 2021

Saat menyambangi kawasan ini, terlihat tiga bocah siswa SDK Fahiluka dan SD Motadikin yakni, Sandi Fouk, Yanto Nahak Klau dan Yulius Daud sedang asyik menumpang perahu kecil. Ketiganya melajukan perahu mengayuh mengelilingi alur muara baru.

Baca juga:  Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan di Penkase Oeleta Kota Kupang

“Kami setiap hari datang main-main di muara baru ini pakai sampan. Ini muara mulai muncul sekitar tanggal 3 April 2021. Waktu itu masih kecil tapi beberapa hari kemudian mulai tambah besar dan makin panjang alurnya seperti ular dan berkelok-kelok,” tutur Sandi Fouk diamini kedua rekannya yang dilansir dari pos-kupang.com.

Ketiganya tanpa beban mengayuh sampan sambil melempar jala milik orangtuanya untuk menjala ikan. Hempasan gelombang laut siang itu (sekitar Pukul 12.00 Wita) saat pasang naik cukup kencang.