Peringatan Harganas ke-31 Tingkat NTT, BKKBN: Stunting Masih Jadi Isu Prioritas

BKKBN menggelar peringatan Harganas ke-31 Tingkat Provinsi NTT Tahun 2024, di Aula El Tari, Selasa, 30 Juli 2024 / foto: Gorby Rumung
BKKBN menggelar peringatan Harganas ke-31 Tingkat Provinsi NTT Tahun 2024, di Aula El Tari, Selasa, 30 Juli 2024 / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Provinsi NTT Tahun 2024, Selasa, 30 Juli 2024.

Pada penyelenggaraan Harganas Ke-31 Tahun 2024, stunting atau tengkes masih menjadi isu prioritas. Program penanganan stunting di Indonesia harus jadi fokus bersama tahun 2024 mengingat Indonesia punya target menurunkan prevalensi stunting sampai 14 persen di Tahun 2024.

Dengan mengusung tema “Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas”, diharapkan penyelenggaraan Harganas tahun ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sosok keluarga bagi pembangunan bangsa dan negara.

Baca juga:  Dijadwalkan ke Kupang, Cristiano Ronaldo Akan Hadir di Kantor Gubernur NTT

Momentum Harganas tahun ini, selanjutnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menjadi daya ungkit dalam pencapaian program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting mengatur terkait koordinasi mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat Desa/Keluarahan, dimana salah satu tugas provinsi adalah mengkoordinir, mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor.

Data capaian stunting Provinsi NTT melalui hasil Survey Status Gizi Indonesia atau SSGI (tahunan) Tahun 2022 sebesar 35,3 persen sedangkan Nasional 21,6 persen dan hasil survey Kesehatan atau SKI (5 tahunan), pada tahun 2023 adalah 37,9 persen sedangkan Nasional 21,5 persen, masih sangat tinggi jika disandingkan dengan capaian Nasional.

Baca juga:  Besok Cristiano Ronaldo Tiba di Kupang, Dijemput Susy Katipana di Jakarta

Tahun 2025 Nasional menargetkan penurunan stunting mencapai 18,8 persen dan NTT ditargetkan 33,1 persen, sehingga masih ada 4,8 persen yang harus dikejar untuk mencapai target NTT Tahun 2025.

Menilik pada tren capaian dari tahun ke tahun dan terget yang harus dicapai pada tahun 2025, maka Provinsi NTT perlu kerja keras, integrasi berbagai program dan kegiatan, serta kolabarosi dari berbagai pihak untuk penanganan dan percepatan stunting.

Baca juga:  Pimpin Apel Kesadaran KORPRI, Sekda Kota Kupang Tekankan Semangat Pengabdian dan Profesionalisme

Deputi Dalduk BKKBN RI, Dr. Bonivasius Ichtiarto, S.Si., M.Eng, dalam sambutannya mengatakan, Indonesia bisa keluar dari income trap middle dan menjadi negara maju jika bisa memanfaatkan bonus demografi yang saat ini tengah dijalani negara Indonesia.

Jumlah demografi terjadi ketika jumlah usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan usia non-produktif.

Meski begitu, NTT tidak masuk dalam wilayah Indonesia dengan bonus demografi. “Di NTT terbalik, masih banyak anak-anaknya dan lansia, usia produktifnya relatif lebih sedikit,” ujarnya.