Sakit Mata Merah atau Belekan Bisa Menular dari Tatapan? Mitos atau Fakta

Sakit Mata Merah atau Belekan
Sakit Mata Merah atau Belekan

Oleh dr. Gede Agung Widya Iswara

EXPONTT.COM – Sakit mata merah, juga dikenal sebagai “belekan”, sekarang sering terjadi.

Dalam dunia medis, belekan atau sakit mata merah disebut konjungtivitis, dan dapat menyebar dengan cepat. Sakit mata merah biasanya merupakan salah satu gejala konjungtivitis (infeksi pada mata).

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada membran konjugtiva, atau transparan, yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih di bola mata.

Beberapa faktor dapat menyebabkan infeksi mata ini, seperti virus, bakteri, alergi, dan jamur, yang membuat mata yang seharusnya bening menjadi merah. Gejala yang dialami pasien juga beragam. Di antaranya adalah mata berair, keluar kotoran, lengket sehingga sulit dibuka, dan rasa kotoran di mata yang mengganggu penglihatan.

Meskipun “belekan” ini dapat menular, transmisi langsung tidak terjadi dari kontak mata atau saling menatap. tetapi karena kebersihan diri pasien kurang terjaga.

Sakit mata merah tidak menular melalui kontak langsung. Sebaliknya, penyakit ini menyebar karena orang yang menderita menyentuh matanya sendiri kemudian menyentuh orang lain. Hasilnya adalah infeksi, virus, atau bakteri yang dapat dengan cepat menyebar ke orang lain. Karena kurangnya kebersihan diri menyebabkan penularan mata merah, ada beberapa cara untuk mencegah terkena “belekan”.

  1. Hindari menyentuh mata menggunakan tangan secara langsung; sebaiknya gunakan tisu atau sapu tangan bersih;
  2. Hindari berbagi barang pribadi dengan orang lain; dan
  3. Rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang sesuatu karena tidak menutup kemungkinan paparan virus dan bakteri.

Jika seseorang sudah menderita sakit mata merah, pencegahan pertama yang harus dilakukan adalah rajin mencuci tangannya untuk menghindari penularan baik ke mata yang sehat maupun ke orang lain, dan segera berobat ke fasilitas Kesehatan terdekat untuk menghidari komplikasi yang muncul. (*)