Aneh..! Siswa SMA 02 Hanya 1651, Tapi Yang Terima PIP 2016 Sebanyak 1868 Anak

Jerhans Ledoh

♦ Ada dugaan korupsi

 

Sebanyak 1868 siswa SMA 02 Kota Kupang terdaftar sebagai penerima dana Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2016.
Jumlah siswa ini tertera dalam Surat Keputusan (SK) Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI tentang nama siswa penerima dana PIP 2016 yang diserahkan tim sukses Calon Walikota Kupang 2017-2022, Jefri Riwu Kore (Jeriko) ke Pemerintah Kota Kupang pada tanggal 16 Januari 2016 lalu.
“(Padahal) jumlah siswa SMA 02 hanya 1651 anak,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang, Jerhans Ledoh  kepada wartawan di Kupang, Senin (23/1/16).
Dengan demikian ada 217 siswa siluman yang juga terdaftar sebagai siswa SMA 2 Kupang dan  terdaftar sebagai penerima dana PIP 2016.
Selain SMA 02, keanehan juga terlihat pada daftar siswa penerima dana PIP di SMA 1 dan SMA 3 Kota Kupang.
Jumlah siswa SMA 01 sebanyak 2251 anak, namun siswa penerima PIP sebanyak 1577. Begitu juga SMA 03 sebanyak 2142, dan yang terdaftar sebagai penerima PIP sebanyak 1912 anak. “Kami heran, koq di SMA 1 dan SMA 3 sampai ribuan anak (penerima PIP). Padahal yang sekolah di sekolah itu kebanyakan anak pejabat,” kata Jerhans.
Menurut dia, jumlah siswa SD, SMP, SMA/SMK di Kota Kupang sebanyak 85 ribu anak, dan 10 persennya (atau 8500 anak) berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin.
Sementara sebagiannya lagi adalah siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan siswa dengan pertimbangan khusus, diantaranya siswa yang berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). “Karena itu tahun 2016 kami (Pemerintah Kota Kupang) mengusulkan 18 ribu siswa penerima PIP,” ujar Jerhans.
Kata Jerhans, pengusulan nama-nama siswa penerima dana PIP dapat dilakukan melalui tiga jalur. Pertama; melalui jalur Dapodik. Kedua; jalur percepatan penanggulangan kemiskinan. Ketiga; melalui pemangku kepentingan, misalnya anggota DPR atau siapa saja yang mampu mengusulkan ke Kemendikbud.
“Anehnya, jumlah (nama) siswa penerima PIP yang diusulkan Jeriko lebih banyak dari jumlah yang ada pada kami. Misalnya jumlah sisiwa penerima PIP di SMA 1, SMA 2 dan SMA 3 itu. Karena itu tidak heran kalau banyak anak pejabatnya juga dapat PIP,” papar Jerhans.
Terhadap tidak tepat sasaran penyaluran dana PIP dan tidak tepat jumlah siswa penerima PIP itu, kata Jerhans, pihaknya telah meminta klarifikasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SD, SMP maupun SMA di Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud.
“Kami ketemu PPK SD, SMP dan SMA. Kami tanya, apakah SK PIP yang dipegang oleh Jefri (Riwu Kore) itu sah? Mereka jawab sah! Terus saya tanya, kalau SK itu sah, kenapa kami sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah tidak diberikan SK itu? PPK jawab, SK itu diambil sendiri oleh Jefri, termasuk data tentang nama-nama siswa SD, SMP dan SMA di Kota Kupang,” beber Jerhan.
Selanjutnya, kata Jerhans, kepada PPK, Jefri berjanji akan melakukan verifikasi sendiri terhadap nama-nama siswa penerima PIP. Ternyata verifikasi tidak dilakukan. Itu sebabnya kenapa jumlah siswa penerima PIP di Kota Kupang sangat banyak. Karena anak pejabat atau siswa dari keluarga ekonomi mapan juga terdaftar sebagai penerima dana PIP.
“Kementerian (Pendidikan) mengaku mereka tidak melakukan verifikasi nama-nama penerima PIP. Karena terlalu banyak. Tapi Jefri berjanji akan melakukan verifikasi. Ternyata tidak. Buktinya banyak anak pejabat yang juga terdaftar sebagai penerima PIP,” tegas Jerhans.
Anehnya, dalam debat Calon Walikota Kupang di Stasiun TVRI Kupang pada Selasa (17/1/17) lalu, Jefri mengaku, verifikasi nama-nama siswa calon penerima PIP sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Penyaluran dana PIP 2016, sebagiannya tidak tepat sasaran. Diduga sebagian dana dikebiri oleh oknum-oknum di Kemendikbud untuk kepentingan pribadi. Pasalnya, dalam penyaluran dana PIP, banyak sekali siswa siluman yang ikut menerima dana PIP, seperti yang terjadi di SMA 02 Kota Kupang.
Selain itu, banyak siswa yang tidak patut menerima dana PIP sesuai Juknis PIP 2016, tapi terdaftar sebagai penerima PIP. “Contoh, anak saya sendiri juga terima PIP. Padahal anak saya tidak layak terima PIP,” kata Jerhans. ♦ sergapntt.com