PEMERINTAH Kabupaten Rote Ndao secara resmi memberikan penghargaan kepada empat orang pembawa agama Kristen dan Pendidik masuk Pulau Rote pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Keempat pejuang tersebut diantanya, Feo Mbura (alrm), diterima oleh Thobias David Messack, Toudenggalilo (almr) diterima oleh Paul Vicktor Pany, Ndi’i Hu’a (alrm) diterima oleh Simon Oktavianus Zacharias, Ndara Naong (alrm) diterima oleh Yohanis Nsungu.
Penghargaan diberikan oleh Pemda Rote Ndao pada saat acara pembukaan Sidang Sinode GMIT XXXII, Minggu 20 september 2015.
Bupati Rote Ndao Leonard Haning usai memberikan penghargaan kepada Putra Utama Daerah dalam Bidang Pendidikan dan Agama keempat pajuang tersebut kepada wartawan mengatakan penghargaan diberikan sebagai tanda penghargaan kepada jasa perjuangan Foe Mbura, Tuodenggalilo, Di’i Hu’a dan Ndara Naong yang pada zaman pemerintahan Belanda telah membawa masuk pendidikan dan agama kepada masyarakat Rote Ndao. Ia menjelaskan penghargaan tersebut diberikan kepada garis turunan garis lurus dan menyamping dari keempat pejuang itu.” Saya tidak katakan cucu tapi garis lurus dan garis samping, kalau saya bilang cucu nanti saya disalahkan,” ujarnya.
Lanjutnya penghargaan yang diberikan oleh pemda Rote Ndao berupa Prasasti Monomen, Cincin Putra Utama dengan berat 20 gram dan Piagama. Penhragaan yang diberikan untuk mengenang jasa kempat pejuang.” Semua boleh barlalu tapi jasa perjuangan mereka terus kita kenang sehingga anak cucu bisa tahu bahwa embrio dari Pendidikan dan Agam Kristen masuk Pulau Rote bermula dari kempat pejuang ini,” tandasnya.
Thobias David Messackh yang menerima penghargaan Foe Mbura mengatakan dirinya berterima kasih kepada Pemda Rote Ndao yang telah memberikan penghargaan kepada Foe Mbura sebagai Putra Utama dalam bidang pendidikan dan Agama.” Rasa bangga dengan peruangan Foe Mbura kerena denngan kecerdasan dan keberaniannya telah membawa masuk Pendidikan agam Protestan di Pulau Rote,” ungkapnya.
Paul Vicktor Pany yang menerima penghargaan Toudenggalilo mengatakan sebagai generasi penerus patut meneruskan perjuangan yang ditinggalkan oleh pendahulu kususnya keempat pejuang itu.” Melestrikan nilai- nilai budaya dan adat istiadat yang telah mereka tinggalkan terkus pada bidang pendidikan dan agama,” ujarnya. ♦ ido faot