Dirut PDAM Ende: Penyertaan modal sebesar Rp 3,5 miliar

Soedarsono

PEMERINTAH Kabupaten Ende dalam tahun anggaran 2015 mengalokasikan anggaran untuk penyertaaan modal kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ende sebesar Rp 3,5 miliar. Anggaran yang dialokasikan oleh Pemkab Ende ini sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ende dan untuk penjabarannya sudah ada Peraturan Daerah (Perda).
Untuk itu, sesuai dengan peruntukannya maka dana penyertaaan modal sebesar Rp 3,5 miliar itu bukan untuk biaya operasional PDAM Kabupaten Ende. Tetapi dana tersebut digunakan untuk pembangunan sambungan rumah sebanyak 1.600 sambungan rumah.
Demikian dijelaskan Direktur PDAM Kabupaten Ende, Soedarsono, BSc.SMK ketika dikonfirmasi EXPO NTT di ruang kerjanya pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015. Dikatakan, sebanyak 1.600 sambungan rumah ini tidak saja untuk pelanggan di Kota Ende tetapi juga untuk IKK Kecamatan Nangapanda, IKK Kecamatan Maurole dan IKK Kecamatan Wolowaru dengan rincian untuk di Kota Ende sebanyak 1.151 sambungan rumah, IKK Nangapanda 200 sambungan rumah, IKK Maurole 143 sambungan rumah dan IKK Wolowaru 106 sambungan rumah, totalnya 1.600 sambungan rumah.
Lebih jauh dijelaskan, sesuai dengan kesepakatan dari dana penyertaan modal sebesar Rp 3,5 miliar tersebut diperuntukan untuk 1.500 sambungan rumah. Tetapi dalam pelaksanaan tidak saja untuk 1.500 sambungan rumah tetapi untuk 1.600 sambungan rumah dan semuanya sudah dikerjakan/terpasang sebelum akhir tahun ini. “Sekarang ini, semuanya sudah terpasang. Karena berdasarkan kesepakatan sebelum akhir tahun ini semuanya sudah dikerjakan,” tutur Soedarsono.
Bangun bak 1.000 kubik
Ketika ditanya, dalam pemasangan apa ada kendala, jawab Soedarsono, tidak ada kendala yang sangat luat biasa karena dipasang pada saat musim panas. Persoalan air kurang lancar karena debit air hampir disemua sumber mata air yang ada menurun. Sebagai langkah antisipasi dalam memenuhui kebutuhan akan air bagi masyarakat di Kota Ende,sekarang ini tengah dibangun bak di Manunggoo. Bak yang dibangun tersebut dapat menampung 1.000 kubik. Dana untuk membangun bak 1.000 kubik ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Dana yang bersumber dari APBN ini tidak saja untuk membangun bak 1.000 kubik, tetapi juga jaringan perpipaan yang berukuran 6 dim dan 4 dim. Setelah jadi sistim yang digunakan yakni menggunakan sistim pompa 30 liter perdetik. Dipompa dari Unit Pengolahan di Wolowona, di fokuskan di daerah-daerah yang kekurangan air selama ini.
Setelah itu, lanjut Soedarsono akan dilanjutkan lagi dengan program pembangunan unit pengolahan 50 liter perdetik yang direncanakan akan dibangun di Roworeke. Untuk membiayai pembangunan unit pengolahan 50 liter perdetik ini akan dibiayai dari sumber dana APBN sekitar 16-25 miliar. “Soal besar anggaran ini sangat terpegantung persetujuan Jakarta,”ujar Soedarsono. Hitungan pemanfaatan untuk 30 tahun kedepan. ♦ rik