INI kisah nyata derita yang dialami Irawati, wanita berparas ayu berusia 24 tahun asal Bangka Kepulauan Riau yang sempat menjadi isteri simpanan oknum anggota DPRD Kabupaten Kupang. Inilah kisah lengkap Irawati melalui telepon seluler Sabtu 25 Juni 2016.
Irawati berkisah dengan linangan airmata,” Suatu malam sekitar setahun yang lalu, saya melayani seorang tamu mengaku anggota DPRD di Kabupaten Kupang. Saya kebetulan bekerja di sebuah karaoke di Jakarta. Selain melayani layaknya tamu yang berkunjung di karaoke, dia begitu akrab dengan saya. Selain memberi saya tip, si anggota dewan berbadan hitam mengaku suka dengan saya. Bahkan dia mau jadikan saya sebagai isteri.
Dia mengaku duda empat anak yang masih kecil. Sulung baru duduk dibangku sekolah dasar. Karena dia memberikan keyakinan kepada saya bahwa akan menikahi saya, saya bersedia mengikuti dia ke Oelamasi Kabupaten Kupang.
Ternyata janji menikahi saya tidak terwujud. Saya tinggal bersama di rumahnya di Oelamasi,tidak jauh dari kompleks perkantoran Oelamasi.Saya melayani dia layaknya suami isteri, melayani anak-anaknya seperti anak kandung saya sendiri. Ayahnya si anggota dewan itu, yang sakit-sakitan juga saya layani. Anak-anaknya yang masih kecil saya rawat dengan baik seperti mandi, kasi makan dan semuanya. Ayahnya juga saya layani.
Hanya anak sulungnya di Soe.
Bahkan saya sempat hamil empat bulan anaknya, tetapi keguguran. April 2016 saya sempat ke Bangka tetapi saya tidak kasitau orangtua kalau saya hamil. Selama saya bersama dia di Oelamasi, hidup kami bahagia, layaknya rumah tangga baru. Dia janji mau nikahin aku tetapi hamper setahun bersama belum juga. Alasan nya nunggu uang pensiun istri nya selesai baru kita nikah. Kata dia lalu aku sudah tidak tahan mau pulang ke Jakarta. Anak-anak dan orangtuanya saya aku kok. Aku bahkan sudah mau masuk agamnya, kalau dia benar-benar mau nikahin aku. Karena aku suah capek dengan kehidupan ini. Aku tadinya ingin tenang dan nyaman bersama dia, tetapi ternyata dia bohong.
Akhir sebulan lalu, sekitar Mei 2016 aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Sudah sebulan lebih aku tinggal bersama kakakku di Cengkareng. Saya minta kakakku di Jakarta beli tiket, karena dia tidak mau beli tiket. Tetapi tiket dari kakakku hangus, karena dia janji kasih saya uang tetapi selalu ditunda. Dia memang beliin aku tiket ke Jakarta dan hanya sanguine aku tiga juta rupiah. Saya nekat kembali ke Jakarta karena dia ternyata tak lebih dari seorang laki-laki yang ingkar janji. Semua kawan-kawannya termasuk ketua partainya tau kalau dia kumpul kebo bersama seorang wanita tanpa perkawinan resmi. Semua orang tau ko, karena saya memang bergaul dengan semua masyarakat di Oelamasi.
Saat ini aku tinggal bersama kakaku yang sudah punya dua anak di Cengkareng Jakarta. O ya, saya bersedia menikah dengan dia karena dia janji mau nutup semua utang-utangku di tempat kerjaku. Maklum selama saya bekerja selalu kas bon. Jadi jumlah sangat besar, ya sekitar Rp 85 juta. Selain ingkar janji tidak menutup utang, saya harus menanggung risiko karena harus tutup utang dengan bos saya. Harapan menikah dengan anggota dewan bisa menyelesaikan masalah, e ternyata hanya janji bohong. Saya benar-benar kesal dan kecewa berat. Saya sudah benci dia dan tak sudi bertemu dengan dia lagi. Biar saya tanggung semua derita ini.”
Irawati, mengkisahkan deritanya sangat detail, termasuk kisah romantisme bersama oknum anggota dewan asal Timor ini. Menurut Irawati, si oknum anggota dewan ini sangat pintar merayu, romantic juga, tetapi yang sangat dikesalkan Irawati, si oknum anggota dewan yang juga disebutkan nama lengkap dan nama partainya ini ingkar janji.
Irawati mengaku, untung kehamilannya keguguran. Jika tidak keguguran, Irawati mengaku harus menanggung malu di hadapan keluarga.
Si oknum anggota dewan itu, kata Irawati, kalau ke Jakarta juga ‘main’ dengan banyak wanita, termasuk teman-temannya. Kini, sudah sebulan, si oknum anggota dewan itu, tidak lagi mendapatkan kehangatan dan romantisme Irawati. Kisah ini, menurut Irawati, tak bersambung. Sebab, menurut Irawati, pengalaman bercinta dengan pria Timor menjadi pengalaman sangat berharga. ♦ wjr