Bupati Kupang puji Dirut Johni Ottemoesoe

Bupati Kupang, Ayub Titu Eki memuji Johanis Silvester Ottemoesoe, SE yang sering disapa dengan Joni Ote.Titu Eki memuji Joni Ote karena berprestasi memimpin PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang. “Dia hebat. Padahal dulu, PDAM sakit berat. Dikeluhkan masyarakat karena pelayanan yang kurang baik. Sejak dipimpin Pak Joni Ote, PDAM Kabupaten Kupang seolah mendapat suntukan darah segar. Pak Joni berdarah dingin. Saya bangga punya staf seperti Joni Ote”.
Pujian Bupati Kupang Ayub Titu Eki beralasan karena tahun 2016, PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang bekerja sama dengan lembaga audit independen, melakukan audit keuangan terhadap PDAM Tirta Lontar. Kutipan laporan dari Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Registered Public Accountants dengan nomor laporan auditor independen, No: 228/ARHJ-RD/DRS/PDAMKBKPG/GA/03.16 bunyinya “Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kupang tanggal 31 Desember 2015, aserta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Indonesia.” Hasil audit ini ditandatangani DR. Achmad R.K, Ak, MM., CPA., CA, di Jakarta, 4 Maret 2016.
Bupati Kupang, Atub Titu Eki, mengaku ikut bangga terhadap prestasi yang diraih oleh perusahaan yang diasuhnya itu. “Bagi saya, sejak awal saya masuk di Kabupaten Kupang, saya lihat perusahaan ini sakit parah. Banyak hutang, kesejahteraan pegawainya buruk dan segala macam,” ungkap Titu Eki. Namun setelah manajemen dirombak, memang ada sedikit perubahan. “Tapi ketika manajemen dipegang pak John Ottemoesoe, perubahannya luar biasa sekali. Saya akui, keberhasilan beliau ini karena beberapa hal, seperti keterbukaan terhadap staf maupun pengawas,” puji Titu Eki lagi. Keberhasilan ini pun disebabkan beberapa faktor seperti kerjasama yang baik antara pimpinan dengan staf. Bahkan, menariknya, PDAM tidak pernah dibebankan dengan berbagai tuntutan dari para pejabat eksekutif maupun sebagainya. “Saya selelu minta, tolong kita jangan beri muatan lagi kepada Dirutnya, dengan permintaan-permintaan ini dan itu. Kan biasanya begitu, makanya perusahaan sering rugi.” malah, ketika menyuntikkan APBD, PDAM selalu dipesankan agar harus berpikir mencari jalan agar jangan mau disuapi terus. “Saya tidak pernah minta ini dan itu. Harus diakui, perusahaan sering kolaps karena mereka selalu diminta ini dan itu,” demikian Titu Eki.
Faktor ketiga, karena niat baik seorang direktur, bahwa perusahaan yang dipimpinnya harus berubah.
“Seorang pemimpin kalau punya integritas baik, ya akan seperti ini. Sukses. Dan John sudah memulainya. Kini dia sendiri petik hasilnya,” tukas Titu Eki. Diakui, opini WTP patut dibanggakan. Namun WTP bukan segalanya. WTP adalah prestasi yang lumrah karena yang utama, adalah kepuasan pelanggan. Karena itu Dirut PDAM Kabupaten Kupang, John Ottemoesoe dipesankan untuk selalu mengkedepankan profesionalitas dalam pelayanan kepada masyarakat.
“Tidak sedikit perusahaan yang WTP namun tingkat korupsinya tinggi. Karena, WTP bisa diatur. Nah ini yang harus dirubah, yakni bagaimana dengan kepuasan pelanggan,” ujarnya lagi. r adv