EXPONTT.COM, KUPANG – Direktur Kawasan Industri Bolok (KI Bolok) Gabriel Kennenbudi, mengaku pihaknya saat ini terhambat dalam pengembangan usaha.
Terhambatnya pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut tak terlepas dari penyertaan modal oleh Pemerintah Provinsi NTT kepada KI Bolok.
Dirinya mengaku, Pemprov NTT tak kunjung menyertakan meski telah diusulkan DPRD Provinsi NTT.
Baca juga: Jelang Masa Jabatan Berakhir, Gubernur NTT Akui Masih Ada Janji yang Belum Terlaksana
Tidak dilakukannya penyertaan modal oleh Pemrov NTT diakui Gabriel karena kondisi fiskal daerah yang sedang tertekan karena efek pandemi covid dua tahun dan bencana ekonomi global.
“Ini memang terjadi, bukan hanya di NTT, tapi seluruh Indonesia, bahkan sampai di kementerian, dampaknya mulai terasa,” jelasnya.
Gabriel Kennenbudi mengaku KI Bolok memiliki perencanaan pengembangan di tahun 2023 namun semuanya terhambat karena ketiadaan modal.
Baca juga: Inilah Struktur KUA PPAS NTT Tahun 2024 Dan Sambutan Akhir Gubernur Dimasa Jabatan Lima Tahun
Dirinya menyebut, penyertaan modal oleh Pemprov NTT tahun 2023 sangat minim sehingga pembangunan KI Bolok terhambat.
“Sesuai rencana pembangunan tahun ini seharusnya kita butuh Rp16 miliar dan itu tidak bisa (terlaksana). Tahun lalu juga (tidak ada penyertaan modal)” tambahnya.
Untuk mensiasati keuangan KI Bolok, lanjut Gabriel, pihaknya terus melakukan usaha-usaha dengan mempromosikan KI Bolok dan melakukan negosiasi-negosiasi dengan investor untuk pengembangan KI Bolok. “Kita sudah bergerak dengan segala cara,” ungkapnya.
Baca juga: Kronologi Penemuan Bayi di Sikumana Kota Kupang, Dibungkus Baju KKN UKAW
Dirinya menambahkan, saat ini pihaknya tengah bernegosiasi dengan investor dari Korea Selatan untuk membuka usaha di KI Bolok.
“Usaha mereka itu budidaya alga, kita sedang negosiasi sehingga mereka bisa membuka disini,” pungkasnya.♦gor
Baca juga: Melki Laka Lena Maju Pilgub 2024, Dapat Dukungan Penuh Partai Golkar
