Tidak Percaya Covid-19, Puluhan Pendeta di Papua Bakar Masker di Halaman Gereja

pendeta papua

EXPONTT.COM – Puluhan pendeta dan para jemaat di Papua membakar masker di halaman gereja GKII Samaria di Distrik Kwamki, Mimika Papua.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ketidakpercayaan mereka terhadap covid-19.

Dalam aksi tersebut, tampak beberapa tokoh agama menggunakan jas hitam, memegang masker dan botol vaksin covid-19 kemudian melemparkan ke dalam api.

Salah satu tokoh agama mengaku bahwa selama ini mereka tetap Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).

Baca juga: Gubernur NTT ‘Tidak Setuju’ dengan Permintaan UNESCO terkait Pembangunan TN Komodo

“Kami tidak pernah menutup tempat ibadah-ibadah raya. Kemudian hari ini kami tim KKR mulai dari Yudea, Samaria, Galilea, kemudian Bukit Sion, Tiberias sampai dengan Matoa, Petra Silo sampai dengan Anugrah, serta ada 23 gereja ini kami menjalani KKR,” ucap salah satu pendeta.

Ia menyebutkan bahwa setan seperti covid-19 tidak akan pernah mengalahkan kuasa Tuhan Yesus.

“Maka atas nama daerah Kwamki Narama atas nama tim, kami tidak percaya vaksin dengan korona, karena dalam nama Yesus darah Kristus dikalahkan oleh kuasa setan, seperti covid-19 maupun vaksin,” bebernya.

Baca juga: 3 Daerah di NTT Perpanjang PPKM Level 4, 18 Daerah PPKM Level 3

Pendeta yang tidak disebutkan namanya itu menegaskan, sejak dahulu sampai sekarang, jemaat GKII tidak pernah percaya covid-19.

“Di kwamki lama ini sejak dulu, hari ini sampai Yesus datang kami tidak percaya,” ucapnya.

Seorang tokoh agama yang disebut sebagai Ketua KKR menyampaikan terima kasih kepada jemaat dan peserta KKR.

“Terima kasih bapak ibu peserta KKR, dari Jakarta, Amerika sampai di Papua, sekarang vaksin dan korona hari ini kitong bakar,” ucap tokoh agama tersebut.

Baca juga: Kronologi Bus Damri Terbalik di Naikoten Kupang, Kasat Lantas: Sopir Lalai

Ia kemudian melemparkan masker dan botol vaksin covid-19 ke arah api yang sedang menyala.

Video pembakaran masker itu diunggah oleh akun tiktok Ketua DPC KNPI Kwamki Narama, Awen Magai.

♦mediumindonesia.com