Miris, Puluhan Siswa SMP di Kota Kupang Tidak Bisa Baca Tulis

SMPN 11 Kupang

EXPONTT.COM – Sebanyak 30 siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11 Kupang yang merupakan siswa baru di tahun penerimaan 2023/2024 tidak bisa membaca dan menulis.

Hal tersebut diungkapkan Kepala SMPN 11 Kupang, Warmansyah, S.Pd., saat diwawancari, Selasa, 8 Agustus 2023.

Dirinya menyebut para siswa yang tidak bisa membaca dan menulis itu merupakan siswa yang baru masuk yang berasal dari sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kota Kupang dan luar Kota Kupang.

Baca juga: Bank NTT “Sarang Bandit”, Daerah Merugi Rp 50 Miliar, Terancam Turun Status ke BPR

Menurut data SMPN 11 Kupang, SD Inpres Liliba dan SD Inpres Naimata menjadi dua sekolah yang menyumbang anak dengan kemampuan literasi rendah terbanyak di SMPN 11 Kupang di penerimanaan siswa/siswi baru pada tahun ajaran 2023/2024, dengan masing-masing 11 anak.

Baca juga:  Pimpin Apel Kesadaran KORPRI, Sekda Kota Kupang Tekankan Semangat Pengabdian dan Profesionalisme

Sedangkan delapan SD lain juga menyumbang siswa dengan literasi rendah, yaitu, SDI RSS Oesapa, SDI Hausunaf-TTS, SDI Kiumalak-TTS, SDI Oesapa Kecil I, SDN Oebelo, SDN Angkasa, SDN Binilaka dan SD GMIT No. 7 Oebufu.

Baca juga:  Dinyatakan Lolos Seleksi, 4 Peserta CPNS di Pemprov NTT Malah Mengundurkan Diri

Dirinya menyebut anak-anak tersebut diketahui memiliki kemampuan baca tulis yang rendah dari hasil diagnostik awal yang dilakukan sekolah.

Diagnostik awal dilakukan sekolah dengan tes sederhana terkait literasi dan numerasi.

Baca juga: Cegah Rabies Meluas Di Kota Kupang, Anjing Tidak Dikandangkan Akan Ditembak Mati

“Ada satu bacaan sederhana dan untuk numerasi ada lima soal, hanya kurang, tambah, kali, bagi,” katanya

Baca juga:  Dijadwalkan ke Kupang, Cristiano Ronaldo Akan Hadir di Kantor Gubernur NTT

Dari 316 anak yang mendaftar didapatkan sebanyak 30 anak tidak bisa melalui tes diagnostik tersebut.

Warmansyah mengaku, pihaknya telah menemukan murid-murid lulusan SD yang tidak dengan literasi rendah sejak penerimaan siswa tahun ajaran 2021/2023.

Baca juga: Yohanes Sason Helan Launching Buku, Cerita Perjalanan 30 Tahun Bangun Kopdit Swasti Sari

“Tahun lalu (2022) kami masih mendapati juga ada anak yang tidak bisa membaca dan menulis. Ada juga satu anak yang betul-betul tidak bisa membedakan huruf,” katanya.