Kepsek yang terluka pun dilarikan ke Puskesmas Nangaroro untuk mendapatkan perawatan medis.
Polisi mengamankan pelaku dan langsung membawanya ke Polsek Nangaroro.
Pelaku Diamankan
Kapolsek Nangaroro, Iptu Sudarmin Syafrudin mengatakan saat ini pelaku telah diamankan.
Iptu Sudarmin juga menjelaskan, kejadian berawal ketika anak pelaku EDL disuruh pulang oleh kepsek dan tidak boleh mengikuti ujian akhir kenaikan jelas karena belum membayar uang komite.
Setelah mendengar informasi tersebut, pelaku langsung menuju ke rumah Kepala Desa Emilianus Meze dan mengeluhkan kejadian yang menimpa sang anak.
Pelaku yang melihat sangkur milik kades yang digantung di dinding ruang tamu langsung mengambilnya tanpa memberitahu kades.
Baca juga: Stafsus Menteri Agama: 10 Pasutri di Makassar Siap Bom Bunuh Diri
Baca juga: Polemik Bupati Alor Amon Djobo dan Mensos Risma, Mendagri Tunggu Laporan Gubernur NTT
“Saat itu juga pelaku menuju ke sekolah dan menanyakan kepada ibu Astin (guru/bendahara) tentang guru siapa yang menyuruh anaknya pulang. Namun tidak mendapat jawaban,” ungkapnya.
Korban yang melihat pelaku memegang pisau sangkur pun menyampaikan jika akan melaporkan ke polisi.
“Setelah mendengar ancaman kepala sekolah, pelaku bangun dan langsung mencabut pisau sangkur dan langsung menikam korban mengenai bagian perut sebelah kanan,” jelasnya.
Baca juga: Polemik Bupati Alor Amon Djobo dan Mensos Risma, Mendagri Tunggu Laporan Gubernur NTT
Pelaku lalu menyerahkan pisau sangkur kepada penjaga sekolah Heronimus Wonga dan menuju ke rumah kepala dusun Kristianus Meze untuk menyampaikan kejadian tersebut.
“Pelaku meminta bapak dusun untuk bersama-sama menyerahkan diri ke Polsek Nangaroro,” ujarnya.