Simon Petrus Kamlasi Ingin Bangun Industri Olahan di NTT, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja

Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (Paket SIAGA) saat memberikan sambutan usai pengundian nomor urut di Pilgub NTT, Senin, 23 September 2024 / foto: Gorby Rumung
Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (Paket SIAGA) saat memberikan sambutan usai pengundian nomor urut di Pilgub NTT, Senin, 23 September 2024 / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Simon Petrus Kamlasi, mengatakan dirinya ingin membangkitkan ekonomi NTT dengan industri olahan jika terpilih sebagai Gubernur NTT 2024-2029.

Simon Petrus Kamlasi menyebut dengan industrialisasi, lapangan pekerjaan bisa terbuka luas dan masyarakat usia produktif di NTT bisa bekerja.

Menurutnya petani, nelayan dan peternakan tidak akan keluar dari kemiskinan jika pola ekonomi masyarakat masih sama seperti saat ini.

Baca juga:  Debat Pilgub NTT Kedua, Paket SIAGA Akan Jadikan EBT Sumber Pendapatan Daerah

Simon Petrus Kamlasi menegaskan NTT sudah harus membuat industri olahan, sehingga NTT bukan hanya menghasilkan bahan mentah namun juga hasil olahan.

“Sudah waktunya kita industrialisasi, untuk kesejahteraan nelayan, petani dan ternak,” ujarnya saat kampanye pertemuan terbatas di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Kamis, Oktober 2024.

Baca juga:  Ini Kata Bawaslu Terkait Foto Pemimpin Umat Katolik Sedunia Terpampang di Baliho Ansy Lema

Salah satu induatrialisasi yang ingin dilakukan Simon Petrus Kamlasi adalah industri olahan jagung untuk memenuhi permintaan kebutuhan pelet atau pakan ternak.

Purnawirawan TNI ini menyebut, industri olahan untuk pakan ternak adalah hal yang sederhana namun bisa membuka lapangan pekerjaan yang besar untuk masyarakat NTT.

Baca juga:  Dari Rumah Ben Mboi, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu Menuju ke Debat Pilgub NTT Kedua

“Kita bisa serap 480 ribu tenaga kerja. Itu baru sektor jagung,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Simon Petrus Kamlasi, masih banyak lagi potensi hasil pertanian dan perkebunan lainnya yang bisa diindustrialisasi.

“Di Adonara, Lembata sepanjang mata memandang kopra semua. Belum lagi kelapa setiap 400 hektar harus ada satu pabrik minyak goreng. Belum lagi kakao, vanili, kopi,” tuturnya.♦gor