Polemik Sekolah Jam 5 Pagi, Gubernur NTT Buka Ruang Diskusi Tatap Muka: Syaratnya Harus Punya Pengetahuan

Gubernur NTT
Gubernur NTT Viktor Laiskodat memberikan kesempatan kepada masyarakat NTT untuk berdiskusi dengannya secara tatap muka. Tidak hanya soal pendidikan terutama soal kebijakan masuk sekolah pukul 05.00, Viktor Laiskodat juga membuka diskusi terkait segala aspek yang berkaitan dengan pembangunan NTT. (ist)

EXPONTT.COM, KUPANG –  Polemik masuk sekolah pukul 05.00, Gubernur NTT Viktor Laiskodat memberikan kesempatan kepada masyarakat NTT untuk berdiskusi dengannya secara tatap muka.

Tidak hanya soal pendidikan terutama soal kebijakan masuk sekolah pukul 05.00, Viktor Laiskodat juga membuka diskusi terkait segala aspek yang berkaitan dengan pembangunan NTT.

Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi warga yang ingin berdiskusi dengan Gubernur. Diantaranya harus memiliki pengetahuan, kepedulian dan keberanian yang cukup untuk kemajuan NTT.

Baca juga: Kadis Pendidikan NTT Pantang Mundur, Abaikan Rekomendasi DPRD, 10 Sekolah Masuk 5.30

Dan bagi masyarakat yang ingin melakukan diskusi secara tatap muka dengan Gubernur NTT bisa langsung menghubungi Protokol Setda Provinsi NTT untuk diagendakan.

Dikutip dari halaman Facebooknya (Viktor Bungtilu Laiskodat), Gubernur NTT juga mengucapkan terima kasih untuk segala kritik konstruktif, saran dan masukan yang telah diberikan masyarakat.

Tingkatkan Resiliensi

Gubernur NTT mengatakan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi ketidakpastian yakni pengetahuan dan pengalaman.

Menurut Viktor Laiskodat, kecenderungan manusia adalah fokus pada pengetahuan atau kecerdasan sementara kurang memperhatikan pengalaman.

Baca juga: RDP dengan Kadis P dan K NTT, Anggota DPRD: Yang Bilang ‘Siap’ itu Guru Bobrok

Salah satu bentuk memperoleh experience atau pengalaman adalah dengan masuk sekolah lebih awal, yakni pukul 05.00.

“Ini salah satu pengalaman dari kondisi-kondisi yang tidak pasti atau tidak biasa karena kita punya kecenderungan untuk tidur sampai matari terbit. Supaya kita juga bisa hidup dan bertahan dalam berbagai situasi. Kalau hanya cerdas, dunia sudah hasilkan berbagai kecerdasan buatan yang sangat maju untuk membantu anak-anak kita ke depannya seperti chatbot atau chatGPT. Tapi apakah karakter mereka cukup atau tidak?,” jelas Viktor dikutip dari halaman Facebooknya.

Hal itu diungkapkan Viktor ketika menerima kunjungan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan rombongan, Selasa 28 Februari 2023 di ruang kerjanya.

Baca juga: Gubernur VBL: Mulai 7 Maret 2023 Semua Warga NTT Diimbau Jalan Kaki

Dalam pertemuan tersebut, Viktor meminta untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan resiliensi atau daya tahan para mahasiswa.

Menurut politisi Partai NasDem itu, sesuatu yang diterima biasa-biasa saja tidak akan dapat mengantisipasi masa depan. “Melihat perkembangan kita akan banyak menghadapi situasi uncertainty (ketidakpastian, red). Segala sesuatu berubah dengan cepat. Untuk hadapi kondisi tidak pasti, harus dilatih dari sekarang. Seseorang harus memiliki daya tahan atau resiliensi yang kuat, sehingga pada saat datang ketidakpastian, kita sudah siap,” jelasnya.

Dunia pendidikan dengan banyak perubahan tak pasti harus bisa diantisipasi dengan menciptakan manusia unggul yang punya daya saing dan daya tahan yang kuat. ♦ gor

Ikuti berita dari EXPONTT.COM di Google News