“Natal 2016 Berdarah”

SUDAH tradisi sejak seribu tahun lalu, umat kristiani menyambut kedatangan Yesus di Kandang hina Betlehem dengan sukacita, hati damai dalam kesederhanaan. Jelang Natal 25 Desember 2016, umat kristiani di tanah air harus berduka yang mendalam, akibat tindak kejahatan dan sadis Irwan, pemuda asal Depok, Jawa Barat 13 Desember 2016. Pelaku penikaman 7 orang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Irwan harus membayar dengan nyawanya dengan cara dirajam batu warga Sabu. Warga yang marah menjebol ruang tahanan Polsek Seba, Ibu Kota Kabupaten Sabu Raijua dan menganiaya pelaku hingga tewas.
Ketujuh anak generasi penerus bangsa yang menjadi korban sadis manusia biadab Irawan yaitu Juniarto Ananda Apri Dimu Umur 11 Tahun, menderita luka Robek pada pipi kiri dan lengan kanan bagian dalam. Dan daun telingan bagian dalam, Naomi Oktoviani Pawali Umur 10 tahun (wanita), menderita luka pada leher, bibir depan, Mara Katrina Yeni Umur 8 tahun (Wanita) menderita luka pada leher dan jari, Gladis Riwu Rohi Umur 11 Tahun (Wanita) menderita luka pada leher dan jari, Dian Suryati Kre Bunga umur 11 tahun, menderita Luka pada leher, Alberto Tamelan umur 10 Tahun (Laki-laki) luka pada leher dan  Aldi Miha Djami Umur 11 Tahun (Laki-laki).
Ketujuh putera NTT ini menjadi catatat sejarah bangsa Indonesia, menjadi korban kejahatan kemanusiaan seorang Irwan beragama muslim, yang mencari rezeki di tanah Sabu, tetapi punya niat jahat terhadap warga lokal. Ketujuh anak ini, harus menjadi orang yang berguna bagi diri, keluarga bangsa dan negera ini. Ketujuh anak ini, diharapkan menjadi pemimpin negeri Indonesia yang cinta damai, yang menjujung tinggi demokrasi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam keragaman suku, agama dan golongan.
Inilah perstiwa paling ngeri dan berduka panjang bagi kedua orang tua, bagi orang Sabu seantero negeri, bagi bangsa NTT dan bangsa Indonesia. Janji kita, harus cegah tindak kejahatan, cegah dan waspada mulai detik ini terhadap orang asing yang melintas di depan rumah kita sambil pura-pura menjual barang kelontongan.
Bagi saya pribadi dan sebagai seorang jurnalis, kasus yang mendera Ahok, sudah dan sedang berlangsung. Kini bola dari POLRI telah ditendang ke Kejaksaan. Dan akhirnya di meja hijau. Majelis hakim PN Jakarta Utara yang menilai, apakah benar Ahok menista agama Islam? Ahok sudah sampaikan dengan suara lantang dan jelas, bahwa tidak pernah punya niat menista agama Islam. Pernyataan ini, juga pernyataan sejumlah cendekiawan muslim, final. Artinya, Ahok tidak menista agama Islam. Tetapi kita tunggu putusan majelis hakim tingkat bawa, tingkat tinggi dan Mahkamah Agung.
Akankah Ahok akan dipenjara walau tidak bersalah. Hal Putera Allah, Yesus Kristus yang rela wafat di kayu salin Golgotha demi menebus dosa umat manusia? Masalah Ahok masih panjang. Proses hukum di Indonesia terbilang sangat lama. Setelah vonis terakhir MA bersalah misalnya, masih ada yang namanya PK, atau peninjauan kembali. Jadi kasus Ahok masih panjang.
Catatan penting bagi saya, kita orang baik-baik sedang resah dan hidup dalam ketakutan. Bukan hanya karena Sabu Berdarah 13 Desember 2016 yang terluka dan bersimbah darah akibat tindakan sadis Irwan asal Depok itu yang menyebabkan tujuh anak terluka parah.
Saya kuatir dan cemas berat  adalah rangkaian kejadian yang seolah random, acak, tersebar di sejumlah tempat di Negara ini. Punya kemiripan ialah ada orang atau kelompok yang menyerang warga sipil di ruang publik dengan senjata tajam.
Kejadian pemboman gereja di Kalimantan menewaskan anak-anak dan sejumlah orang cedera. Kemudian penyerangan dengan korban 8 orang di Bandung, penyerangan sejumlah siswa SMP Muhammadiyah di Yogyakarta oleh sekelompok orang bercadar, dan penyerangan oleh kelompok yang juga bercadar di Badung Bali. Apakah rakyat akan mudah terprovokasi oleh para penjahat? Aparat keamanan harus sigap sebelum peristiwa lain terjadai.
Cukupla sudah, peristiwa berdarah 13 Desember 2016 di Sabu yang mengakibatkan tujuh anak menderita berat fisik dan psikis. Jangan terjadi lagi. Anak bangsa ini harus dijaga dari segala bentuk terror.
Kejadian tahun 1998 jangan terjadi lagi. Kaum elit politik, sadarlah bahwa hidup ini hana sementara. Semua kekayaan yang diperoleh tidak akan dibawa ke dalam liang kubur. Yang dibawa hanya selembar kain. Mobil mewah dan mahal tidak membawamu ke liang kubur, tetapi diangkut dengan ambulans. Sama dengan orang-orang miskin dibawa dengan ambulans. Camkan ini semua. Selamat merayakan Natal 25 Desember 2016. Mari kita songsong tahun baru 2017 dengan sukacita dan optimis. ♦