♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, semoga saya menjumpai anda dalam keadaan sehat. Jangan lupa untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah hari baru dan nafas kehidupan. Dan ungkapkan rasa syukur dengan berbuat baik kepada sesama, sehingga hidup anda akan lebih bahagia. Pada hari ini kita memasuki hari minggu biasa XXVII.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 10: 2 – 16, yakni tentang perceraian dan Yesus memberkati anak-anak. Lagi-lagi orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada-Nya: ” _bolehkah seorang suami menceraikan istrinya?_”. Yesus meminta mereka untuk membaca kitab Musa, sebab di sana ada perintah Musa tentang itu. Memang Musa memberikan izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai. Hal itu, karena kekerasan hati mereka. Sebab, sejak awal dunia, Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isrtinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan dua lagi, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Oleh karena itu, setiap suami dan istri harus setia pada sumpah atau janji yang mereka ikrarkan di altar Tuhan bagi orang-orang Katolik. Demikianlah suami dan istri hanya bisa dipisahkan oleh maut. Jadi, suami dab istri harus saling bergantung satu sama lain. Tidak ada yang merasa dirinya lebih penting. Keduanya sama penting, sederajat, saling membutuhkan.
Suami dan istri harus memilik sifat dan sikap aeperti anak kecil yang sangat bergantung kepada orang tuanya, atau orang lain yang lebih tua. Suami dan istri harus selalu ceria, gembira, terbuka, lugu, polos, apa adanya terhadap pasangan. Dan lebih dari itu, suami dan istri harus selalu mencari dan mau berjumpa dengan Tuhan. Janganlah suami dan istri, salah satu menghalangi seperti para murid Yesus, yang menghambat anak-anak kecil untuk dijamah oleh Yesus.
Maka, mari suami dan istri selalu setia pada sumpah atau janji. Untuk itu, suami dan istri datanglah selalu kepada Yesus, agar Yesus menjamah hati suami dan istri, sehingga menjadi lembut, rendah hati dan murah hati. Jika demikian, pasti akan selalu setia pada sumpah atau janji di depan altar Tuhan. Semoga demikian.
Selamat berhari Minggu